JAKARTA, iNewsBelu.id - Sukitman merupakan seorang polisi yang menjadi saksi mata kebrutalan peristiwa G30S/PKI. Ia bahkan hampir menjadi salah satu korban yang hendak ditenggelamkan di lubang buaya. Namun ia dapat selamat dan bertugas hingga akhir masa jabatan di Kepolisian Republik Indonesia. Meskipun telah meninggal dunia, jasa-jasa Sukitman dalam menemukan jenderal yang dibantai saat peristiwa mengerikan tersebut masih dikenang hingga saat ini.
Sukitman merupakan pria kelahiran Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, 30 Maret 1943. Usai lulus dari Sekolah Rakjat, ia bertekad mewujudkan cita-citanya menjadi seorang polisi. Usai melakukan pendaftaran yang cukup berliku, ia akhirnya dilantik sebagai Agen Polisi tingkat II pada 1 Januari 1963. Hari-hari ia lalui dengan berbagai tugas sesuai dengan jabatannya.
Lalu pada 1 Oktober 1965 tengah malam, Sukitman mendengar suara tembakan dari Markas Besar Angkatan Kepolisian (Mabak) yang sekarang menjadi Mabes Polri. Ia yang saat itu tengah berjaga malam usai berpatroli bergegas menuju lokasi sumber tembakan. Namun di tengah perjalanan, ia dihadang oleh sekelompok pasukan bersenjata. Ia pun diminta untuk melemparkan senjata dan mengangkat tangannya.
Pasukan bersenjata pun bergegas menutup mata Sukitman dan mengikat kedua tangannya. Ia lalu dibawa ke lubang buaya menggunakan sebuah mobil bersama dengan jenazah Brigjen D.I Panjaitan. Sesampainya di lubang buaya, Sukitman mendengar salah seorang dari pasukan bersenjata telah menewaskan Jenderal Ahmad Yani. ia juga mendengar penyiksaan yang diterima para korban penculikan hingga akhirnya dimasukkan ke dalam sumur sambil diberondong peluru senjata api.
Pada waktu itu, ia sudah berpasrah jika dirinya menjadi target pembunuhan selanjutnya. Akan tetapi, salah seorang dari pasukan bersenjata mencegahnya karena ia dianggap tidak ‘berbahaya’ dan akhirnya dibebaskan.
Sepulangnya dari penculikan, Sukitman menjalani proses interogasi oleh kepolisian. Ia juga memandu Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) untuk menemukan lokasi sumur pembantaian para jenderal saat Gerakan 30 September 1965 berlangsung. Usai peristiwa tersebut, ia masih bertugas sebagai seorang polisi hingga pensiun pada 1998 dengan pangkat terakhirnya adalah Ajun Komisaris Polisi. Kemudian pada 13 Agustus 2007, Sukitman menghembuskan nafas terakhirnya di Kota Depok.
Artikel ini telah tayang di www.inews.id dengan judul " Sukitman, Polisi yang Jadi Saksi Mata Pembantaian Jenderal di Lubang Buaya "
Editor : Stefanus Dile Payong