Karena kemungkinan politik masih sangat terbuka dan calon ini masih punya jalan, katanya, "Jika pertemuan itu diambil di wilayah kepentingan politik, settingnya ada, bagaimana membuka kemungkinan." Karena sama-sama mendapat dukungan dari partainya masing-masing untuk mencalonkan diri sebagai presiden, Yusa memprediksikan kedua pemimpin tersebut tidak akan berpasangan dalam pemilihan presiden 2024. Peluang itu masih ada, tetapi hanya Pak Prabowo dan Pak Airlangga yang diberi lampu hijau untuk mencalonkan diri sebagai presiden, bukan wakil presiden, menurut Yusa. Hal yang sama berlaku untuk koalisi; Gerindra dan Golkar sama-sama punya. Golkar dan Gerindra sama-sama tergabung dalam PKB dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Namun, selalu ada peluang di arena politik.
Pembentukan koalisi yang lebih solid masih dimungkinkan, lanjutnya, berdasarkan dua faktor, antara lain elektabilitas caleg dan dukungan parpol. Embrio politik koalisi sudah berkembang, tapi belum ada yang tegas, katanya. Partai politik pada akhirnya akan bergabung dengan mereka yang memiliki satu suara lebih banyak dari pasangan presiden dan wakil presiden yang sama, lanjutnya.
Editor : Stefanus Dile Payong