LABUAN BAJO, iNewsBelu.id - Akselerasi pengembangan 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) terus dilakukan.
Upaya mendatangkan calon investor dan mempercepat realisasi investasi di 5 DPSP diwujudkan dalam Forum Investasi 5 DPSP melalui kolaborasi BKPM, Kemenkomarves, Kemenparekraf, bersama BPOLBF di Labuan Bajo, Jumat (9/9/2022).
Kegiatan di Hotel Meruorah Labuan Bajo ini merupakan tindak lanjut dari komitment pemerintah untuk melakukan pengembangan dan pembangunan infrastruktur serta pemberian insentif ke berbagai sektor ekonomi kreatif hingga ke lima DPSP ini menjadi tujuan utama dalam rangka mewujudkan Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata berkelas dunia.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam sambutan virtualnya menyampaikan perlu optimalisasi pembangunan di sektor pariwisata dan hal ini tidak bisa hanya mengandalkan APBN dan APBD.
"Kita perlu mengoptimalisasi pembangunan sektor pariwisata khususnya dari sisi Amenitas, Aksesibilitas, dan Atraksi, yang mana sumber dananya tidak bisa hanya mengandalkan APBN dan APBD saja, tapi tentunya juga dari investasi baik dalam negeri maupun asing. Sejauh ini realisasi investasi di sektor Parekraf adalah sebesar 5, 31 T pada tahun 2020 hingga triwulan 1 2022," jelasnya.
Luhut berharap agar melalui forum ini, terjadi peningkatan investasi di 5 DPSP di Indonesia, yaitu Likupang, Borobudur, Danau Toba, Mandalika, dan Labuan Bajo. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno juga menyampaikan Forum Investasi dapat mengakselerasi pembangunan sumber dana di 5 DPSP.
"Hari ini saya mengapresiasi Kementerian Investasi BKPM dan Kemenkomarves, BPOLBF, dan semua pihak atas terselenggaranya Forum Investasi ini. Saya meyakini forum ini dapat mengakselerasi pembangunan sumber dana di DPSP terutama melalui kawasan ekonomi khusus dan Badan Otorita Pariwisata," ujar Sandiaga.
Menparekraf juga melanjutkan bahwa sejauh ini 5 DPSP di Indonesia telah meraih nilai investasi yang cukup besar yaitu 435, 5 Juta US Dollar.
"Kita patut berbangga bahwa 5 DPSP kita telah meraih total investasi sebesar US$ 435,5 Juta," lanjutnya.
Peserta Forum Investasi Labuan Bajo ini terdiri dari 130 peserta offline dan 100 peserta online. Para peserta terdiri dari penanam modal baik dari dalam maupun luar negeri, asosiasi usaha dalam dan luar negeri, kementerian dan lembaga terkait, perwakilan Pemda, serta perwakilan kedutaan RI di luar negeri, dan pemerintah asing di Indonesia.
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa industri pariwisata merupakan sektor yang paling besar mendapat dampak dari pandemi COVID-19, namun di sisi lain menjadi kontributor besar dalam penciptaan lapangan kerja sehingga ia mendorong investor agar menanamkan modalnya di 5 DPSP.
“Saya tidak segan-segan meyakinkan bahwa di Indonesia banyak tempat-tempat wisata yang bisa dituju dan memiliki alam yang bagus. Kami ingin tidak hanya Bali saja, namun daerah lainnya juga berkembang. Saya yakinkan investor bahwa Indonesia merupakan tujuan pariwisata dunia," tegas Bahlil.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Shana Fatina menjelaskan, investasi di 5 DPSP menggunakan Indikator Quality Tourism yang menjamin keberlanjutan destinasi.
"Indikator Quality Tourism sebagai tolak ukur pengembangan 5 DPSP yakni antara supply dan demand harus saling memberi pengaruh positif satu sama lain. Supply yaitu destinasi dan pelaku usaha mampu memberikan kepuasan pada wisatawan dan demand yakni kepuasaan wisatawan harus memperhatikan sustainability dan kesejahteraan lokal," jelas Shana.
Terkait indikator tersebut, Menkomarves juga menyampaikan harapan agar berbagai destinasi pariwisata tetap harus mempertahankan ciri khas daerahnya.
Editor : Stefanus Dile Payong