SUMBA TIMUR, iNews.id - Bahasa Indonsia sejatinya bukan menjadi alat pemersatu semata tapi juga kebanggaan bagi sebuah bangsa.
Demikian ditegaskan oleh Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing di SMA N 01 Kambera, Sabtu (30/10/2021) pagi tadi.
"Bahasa Indonesia kini harus dimaknai tak hanya sebagai pemersatu tapi juga harus menjadi kebanggaan. Jati diri kita justru harus jadi kebanggaan, salah satunya adalah bahasa Indonesia, jadi tidak perlu merasa kecil jika tidak memakai bahasa gaul atau yang sering disebut bahasa kids jaman now," ungkap Khristofel.
Khristofel menambahkan kebanggaan atas jati diri dalam berbahasa harus terus ditanamkan oleh guru dan orang tua pada anak - anak sedari dini. Bahasa bisa menjadi alat pembentuk karakter bagi anak anak sebagai generasi penerus.
Kehadiran Khristofel di SMAN Kambera, selain membuka seminar sehari dalam rangka bulan bahasa, juga memberikan motivasi. Bupati hadir bersama Wakll Bupati, David Melo Wadu, yang juga akan memberiman materi berjudul Pembentukan Karakter Pemuda Melalui Peningkatan Kualitas Penggunaan Bahasa Indonesia Sebagai Ciri Khas Bangsa di Ruang Publik
Ditempat yang sama, Putiyani Rambu Lepir, Kepala SMAN 01 Kambera, dalam sambutannya mengatakan, panggung seminar kental nuansa etnis Sumba Timur.
"Pelajar di sini dominan orang tuanya petani dan juga pengrajin tenun ikat, jadi lihatlah di sini dekorasi yanvg ditampilkan dominan kain tenun. Di sini kami juga jadikan tenun ikat sebagai Mulok Kebanggaan sebagai bangsa juga karena budaya dan adatnya, di sini kami bangga dengan keunikan kami," ungkapnya.
Dalam seminar ini salah satu pematerinya adalah jurnalis. Adalah Dion Umbu Ana Lodu, jurnalis MNC MEDIA dipercaya bawakan materi dengan judul Bisa Menulis Karena Biasa.
Seminar yang bertemakan Utamakan Bahasa Indonesia Dalam Pembentukan Karakter selain diikuti oleh 200 siswa SMAN 01 Kambera tapi juga puluhan pelajar dari SMA dan SMK lainnya.
Karena masih dalam suasana Pandemi Covid 19, pelaksanaan seminar ini menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Selain pembatasan peserta juga menjadi salah satu bukti nyata, penerapan prokes.
Editor : Stefanus Dile Payong