Saat hell week, setiap calon anggota Kopaska tak akan pernah diberi tahu kapan rangkaian hell week akan dimulai. Bisa saja tiba-tiba saat mereka belajar di kelas, atau saat tidur terlelap. Calon anggota selalu dikagetkan dengan kegiatan tiba-tiba tak terduga seperti berenang laut saat malam, senam perahu karet dan dayung.
Para siswa kadang hanya tidur sebentar lantas 10 menit kemudian sudah disuruh melakukan halang rintang, push up, dan pull up atau latihan fisik dari instruktur. Tujuannya, agar seseorang bisa berpikir 10 kali lipat dalam keadaan terdesak dan dalam tekanan fisik dan mental. Tantangan adalah bagaimana caranya bisa berpikir seperti itu secara sadar dan tidak gegabah. Salah satu ujian yang cukup keras yaitu dilepas di tengah laut. Para calon anggota Kopaska ini akan dilepas ke tengah laut tanpa dibekali tabung oksigen. Mereka harus berenang hingga mencapai pinggir pantai.
Calon prajurit Kopaska juga mendapat ground training yang meliput mengenal parasut, melipat dan memperbaiki, cara pendaratan yang benar dan latihan loncat dari menara 34 kaki. Tak berhenti di situ, mereka juga akan dilatih melompat dari atas menara dengan ketinggian 250 kaki. Mereka juga akan dilatih tiga kali terjun tanpa perlengkapan dan dua kali terjun dengan perlengkapan tempur setia minggunya. Siswa juga mendapat keahlian terjun laut dengan perlengkapan khusus baik dari pesawat dan heli yang dinamai water jump.
Tahap berikutnya adalah sabotase, kontra sabotase dan intelijen tempur. Dilakukan selama dua bulan, materi yang menekankan pada konsep blue jeans soldier ini sebagai lanjutan materi serupa yang telah mereka terima pada tahap Komando. tujuannya agar pasukanKopaska bisa mendata, mencari tahu berapa komposisi jumlah musuh, kapan saat lengah, demografi, menggalang simpatisan, dan waktu yang tepat untuk operasi penyerbuan atau penyergapan dengan senyap tanpa diketahui musuh.
Pendidikan Penghancuran bawah air Underwater Demolition Team (UDT) merupakan tahap terakhir dari pendidikan Kopaska. Hal ini merupakan keahlian khusus serta ciri khas pasukan katak di seluruh dunia. Dalam tahap ini dipelajari teknik menjinakkan ranjau, patroli pantai, renang rintis, penyelaman laut dalam, selam dengan Scuba Close Circuit, sabotase kapal musuh dengan torpedo berjiwa, dan penyerbuan dalam laut.
Karena pendidikan ini adalah bagian akhir dari pendidikan madya brevet Paska, pelatih mengadakan latihan berganda yang mencakup keseluruhan materi yang pernah diberikan. Akhir dari pendidikan Kopaska yang hampir 1 tahun itu ditandai dengan digelarnya operasi amfibi khusus, demo UDT, Infiltrasi, raid amfibi dan keahlian lain yang dimiliki pasukan katak TNI AL ini di depan para petinggi TNI AL. Paskat “muda” ini berhak atas baret merah Kopaska, Brevet Manusia Katak, Brevet Para Dasar, Brevet Menembak TNI AL, Brevet Selam TNI AL, Brevet Renang Selat dan brevet lainnya yang berhak mereka kenakan.
Editor : Stefanus Dile Payong