ATAMBUA, iNewsBelu.id - Dibalik gegap gempita dan sorak sorai cahaya lampu menyambut Perayaan HUT Republik Indonesia ke-80 yang digelar Pemerintah Kabupaten Belu namun sayangnya gemerlap perayaan itu tidak bagi warga di RT 004 RW 01 Dusun Lelowai, Desa Derok Faturene, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur yang hingga saat ini belum menikmati layanan listrik meskipu n saat ini Bangsa Indonesia sudah merayakan kemerdekaan nya ke 80 tahun.
Beginilah suasana masyarakat di RT 004 RW 01 Lelowai Desa Derok Faturene Kecamatan Tasifeto Barat Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur yang belum menikmatai layanan aliras listrik meskipun keberadaan mereka berjarak sekitar 5 kilo meter dari batas kota Atambua kabupaten Belu. Dikala senja mulai datang menghampiri warga hanya ditemani cahaya bulan dan cahaya lampu pelita seadanya pemandangan ini mereka alami sejak leluhur namun hingga saat ini belum juga ada perhatian serius dari pemerintah daerah kabupaten Belu.
Meskipun hanya berjumlah 16 kepala keluarga yang tinggal di dusun ini warga mengakui sangat mengalmi kesulitan untuk melakukan aktivitas rumah dikala malam tiba dengan ditemani nyala pelita seadanya anak - anak tetap semangat untuk belajar meski demikian tidak menyurutkan langkah anak - anak demi masa depan mereka. Sebagian mengakui sangat sulit sehingga tidak belajar jika malam hari.
Yustina Buak salah seorang warga mengatakan kondisi ini mereka alami sejak jaman leluhur mereka hingga sekarang maka dengan momen kemerdekaan Indoensia yang ke 80 tahun ini pemerintah bis amembantu kami dengan menghadirkan jaringan listrik agar kami juga bisa merasakan apa itu kemerdekaan.Sebagai warga yang di pelosok kita hanya dengar adanya program Indonesia terang dari daerah terluar namun sampai saat ini kami belum juga mersakan itu.
" Iya kondisi ini kami alami sejak dari jaman leluhur tapi sampai dengan saat ini belum juga ada perhtian serius dari pemerintah, kami hanya pasarah dengan keadaan kami karena sebagai masyarakt kecil kami tidak tau harus meminta kepada siapa," katanya.
Dirinya juga menambahkan bukan saja kami sebagai orang dewasa yang merasa kesulitan namun juga anak - anak saat belajar malam mereka hanya gunakan pelita seadanya.
Sementara itu menurut ketua RT untuk persoalan listrik ini warga sudah beberapa kali mengajukan permohonan untuk penyambungan listrik kepada pihak terkait namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut warga kini hanya bisa masih menunggu realisasi penyambungan listrik sebagai bagian dari pemenuhan kebutuhan dasar serta pemerataan pembangunan di wilayah Perbatasan RI -RDTL.
" Terkiat dengan persolan listrik ini warga sudah menagjukan permohanan namun sampai dengan saat ini belum juga ada tindak lanjut, kami heran saja soalnya sekeliling kami sudah menyala semua hanya dusun ini yang belum tersambung," jelasnya.
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait