Menanggapi hal tersebut, Yayasan Komunitas Inovasi Rumpun Bambu (YKRIB) yang bertanggung jawab atas program ini kemudian menindaklanjutinya.
Pimpinan yayasan, Yetri menyampaikan, bahan makanan yang rusak tidak didistribusikan demi menjaga kesehatan siswa. Sebagai gantinya, menu hanya berisi karbohidrat, yakni lauk nabati (tempe), sayur dan buah karena waktu tidak memungkinkan untuk memasak ulang dengan bahan baru.
“Hari ini terjadi kerusakan pada bahan makanan lauk hewani maka kami memutuskan untuk tidak mendistribusikannya karena khawatir dengan kesehatan anak-anak sekolah,” ucapnya.
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait