MALAKA, iNewsBelu.id - Hanyut terbawa banjir bandang pasca badai seroja jembatan penghubung di desa Numponi, Malaka Timur Kabupaten Malaka, NTT tak datang juga dibangun kembali, warga yang ingin membeli kebutuhan ekonomi keluarga harus mempertaruhkan nyawa untuk melintasi arus udara apalagi ditengah musim penghujan seperti ini.
Bahkan warga yang nekat melintas menggunakan kendaraan harus terjebak di tengah kali ini sudah menjadi persoalan warga namun pemerintah daerah seolah mengabaikan dan dianggap hal yang biasa - biasa saja.
Dimulainya kondisi sungai yang berbatu dan aliran air yang deras dikala musim hujan tiba, membuat akses menuju pemukiman warga harus terhenti hal ini seakan sudah menjadi tradisi tahunan.
Hal ini seperti yang dialami warga ketika harus berjibaku membersihkan jalan alternatif yang penuh bebatuan banjir akibat agar mobil jenazah bisa melintas untuk mengantarkan jenasah tiba di rumah duka.
Ano Batista, waga Nunponibmengatakan akses jembatan yang putus pasca seroja mengakibatkan aktifitas lalulintas baik yang datang dan pergi harus terganggu, dan satu - satunya alternatif adalah jalan ditengah kali dengan kondisi air deras ditambah lagi jalan berbatuan, seperti yang kita lihat ini mobil ambulans mau antar pemakaman namun terjebak dan k8ta harus membantu dengan membersihkan akses jalan agar bisa melewati kendaran meskipun di tengah banjir.
"Iya inilah kondisi jalan kami karena ketiadaan jembatan, dulu ada jembatan namun saat badai seroja jembatan ini hanyut terbawa udara dan sampai sekarang todsk ada tanda-tanda untuk dibangun, saat mendengar berita bahwa ada keluarga yang meninggal dan dibawa melintasi jalan ditengah kali ini maka, anak-anak mau tidak mau harus membersihkan jalan di sungai supaya mobil yang membawa jenazah bisa lewat dan kalau tidak dibersihkanberarti tidak bisa lewat,karena didalam kali ini batu besar semua di dalam, " Ungkap Ano Selasa (6/12/2024).
Kami hanya bisa berharap pemerintah daerah, provinsi, dsn pusat tolong peduli dengan keadaan kami dengan membangun kembali jembatan, jarena Ketiadaan jembatan ini menjadi kendala bagi warga terutama dalam kondisi darurat.
Selain hal yang sama juga diungkapkan oleh Deni, warga sekitar juga berharap pemerintah segera memberikan solusi.
"Harapan kami hanya satu, yaitu. Kami sudah terlalu sering mengalami kesulutan seperti ini," kata Deni.
Jembatan yang sebelumnya menjadi penghubung utama di wilayah itu terputus diterjang bencana banjir akibat badai Seroja pada 4 April 2021 silam.
Hingga kini, jembatan tersebut tak diperbaiki. Pemerintah memang telah membuka jalur alternatif yang digunakan warga selama kurang lebih tiga tahun.
Namun jalur alternatif yang ada saat ini dinilai tidak aman dan nyaman, terutama saat musim hujan. Arus sungai yang deras seringkali mengancam keselamatan warga dan merusak kendaraan. Jika kondisi ini dibiarkan, sibuk akan menimbulkan korban jiwa.
Besar harapan kami pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk membangun kembali jembatan yang menghubungkan tiga kecamatan di wilayah tersebut. Sehingga dapat mempermudah akses warga sekaligus memulihkan perekonomian mereka.
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait