MALANG, iNewsBelu.id - Kasus guru SD tewas bunuh diri sekeluarga di Malang masih menjadi misteri. Polisi masih mencari ponsel korban untuk mengetahui kemungkinan korban terjerat pinjaman online (pinjol).
Kasatreskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat, mengatakan, penyidik telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) termasuk memeriksa saksi. Namun, tidak ditemukan ponsel milik korban.
Polisi berharap bisa mendapatkan ponsel itu, sehingga bisa mengungkap peristiwa tersebut terang benderang. "Ponsel korban (WE) masih belum ditemukan," katanya.
Menurutnya, keberadaan ponsel itu menjadi penting karena dari sanalah diketahui WE memiliki seberapa besar jumlah utangnya. Selain itu untuk mencari apakah ada indikasi jeratan pinjaman online (pinjol).
Tetapi dari keterangan satu-satunya anak yang masih hidup ayahnya sudah tidak memegang ponsel sejak Minggu 10 Desember 2023 lalu. Sang ayah beralasan ponselnya rusak, hingga akhirnya ditemukan tewas dengan tragis.
"Adik saudara AKE, belum pernah melihat bapaknya ini menggunakan handphone lagi. Sejak disampaikan bahwa HP bapak WE ini rusak pada 10 Desember lalu," ucapnya.
Meski begitu, polisi memastikan bahwa beban kewajiban keuangan berupa utang hanya dimiliki oleh WE, bukan istrinya. Namun sejauh ini belum ditemukan adanya teror atau penagihan utang akibat pinjaman online (pinjol).
"Tidak (pinjol), kenapa belum menemukan fakta tersebut yang pertama. Kedua diperkuat keterangan dari adik saudara K bahwa HP yang bersangkutan (WE) rusak," katanya.
Gandha menambahkan bahwa berdasarkan penyelidikan juga belum ditemukan fakta bahwa WE memang memiliki utang di pinjol. Namun, dari keterangan sejumlah saksi, utang itu didapatkan dari perseorangan.
"Belum mendalami (jumlah utang) yang jelas yang bersangkutan (WE) memiliki beban utang. Dan sementara kami menemukan faktanya orang perseorangan. Karena sampai saat ini keluarga terdekat dan rekan kerja beliau tidak pernah mendapat WA (WhatsApp) teror identik pinjol," tukasnya.
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait