Luar Biasa! Mengenal 5 Pahlawan Perempuan dari Sumatera, Nomor 4 Seorang Wartawan

Mirsya Anandary Utami
Lukisan pahlawan perempuan Rohana Kudus (foto: Antara)

JAKARTA, iNews.id - Bangsa Indonesia tidak akan berdiri tanpa jasa-jasa para pahlawan. Tidak hanya para laki-laki, perempuan Indonesia juga turut berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan. 

Bukan hanya di medan perang, para pahlawan perempuan ini juga berjasa dalam berbagai bidang mulai dari emansipasi wanita, pers hingga pendidikan. Indonesia mempunyai banyak nama pejuang perempuan termasuk dari Pulau Sumatera.

Berikut daftar pahlawan perempuan dari Pulau Sumatera yang mempunyai peran penting bagi bangsa dan jasa-jasa mereka dikenang hingga sekarang. 

1. Laksamana Malahayati

Nama Laksamana Malahayati atau Laksamana Keumalahayati dikenal sebagai sosok perempuan pertama yang menyandang pangkat laksamana. Malahayati lahir pada tahun 1550 di Aceh. Kakek buyutnya, Sultan Salahuddin Syah, merupakan putra pendiri Kerajaan Aceh Darussalam, Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah. Ayah dan kakek Malahayati juga sama-sama seorang laksamana. Mereka adalah Laksamana Mahmud Syah dan Laksamana Muhammad Said Syah. 

Malahayati membentuk pasukan Inong Balee yang terdiri atas para janda pejuang yang gugur di medan perang. Dengan pangkat laksamana yang diberikan kepadanya, Malahayati memimpin pasukan laut Kesultanan Aceh bertempur melawan Belanda pada 1599. Dalam salah satu pertempuran tersebut, pelaut Belanda yang menemukan jalur menuju Indonesia yakni Cornelis De Houtman tewas. Tahun 1615, Laksamana Malahayati meninggal dunia. Atas jasanya, pemerintah memberikan gelar pahlawan nasional kepada Laksamana Malahayati pada November 2017.

2. Cut Nyak Dien 

Cut Nyak Dien yang lahir pada tahun 1848 di Lampadang, Kerajaan Aceh, merupakan pahlawan nasional perempuan yang sudah banyak dikenal. Dia tumbuh di keluarga bangsawan dengan pendidikan agama yang kuat. Tak heran jika pengetahuan agama Islam yang dimiliki Cut Nyak Dien luas. Sosok perempuan pemberani ini tampil sebagai pejuang yang melakukan perlawanan terhadap Belanda. Seusai kematian suaminya, Teuku Cek Ibrahim Lamnga, yang tewas saat bertempur melawan Belanda, Cut Nyak Dien bangkit memberikan semangat kepada rakyat Aceh agar tak gentar menghadapi pasukan Belanda yang ingin menguasai tanah Aceh. 

Berkat kepemimpinannya, rakyat Aceh mampu bertahan. Bahkan, Cut Nyak Dien sangat ditakuti Belanda. Hingga akhirnya, rakyat Aceh dapat dilumpuhkan Belanda dan Cut Nyak Dien ditangkap. Dia lalu dibuang ke Sumedang dan menemui ajalnya di sana pada 6 November 1908. Melalui SK Nomor 106 Tahun 1964, Cut Nyak Dien merupakan pejuang perempuan pertama yang mendapat gelar pahlawan nasional dari pemerintah Indonesia.

3. Cut Meutia 

Lebih dari 20 tahun setelah lahirnya Cut Nyak Dien, hadir pula sosok pejuang perempuan yang pemberani di Tanah Rencong, Aceh. Dia adalah Cut Meutia atau Cut Nyak Meutia, yang lahir pada tahun 1870 di Keuruetoe, Aceh Utara. Selama hidup, ia menikah tiga kali. Bersama suami keduanya, Cut Meutia mulai keluar masuk hutan untuk berperang mengusir Belanda. Meski suaminya tewas, Cut Meutia tetap meneruskan perjuangan. 

Editor : Stefanus Dile Payong

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network