JAKARTA - Sebagai pasukan elite TNI , pasukan Kopassus dituntut bekerja dengan profesional ketika menjalankan tugas atau misi mengamankan negara. Namun, prajurit Kopassus pernah dihadapkan pada posisi dilematis ketika menjalankan tugas harus berhadapan dengan rakyat. Hal itu terjadi ketika peristiwa Malari (Malapetaka Limabelas Januari). Peristiwa demonstrasi mahasiswa dan kerusuhan sosial yang terjadi pada 15 Januari 1974.
Kondisi dilematis itu dirasakan oleh pentolan Korps Baret Merah Letjen TNI (Purn) Soegito. Ketika peristiwa Malari, Letjen Soegito Wadan Grup 1 RPKAD yang kini sudah berganti nama menjadi Kopassus diberi tugas ikut mengamankan Jakarta yang dilanda kerusuhan. Dikisahkan dalam buku
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait