MOSKOW, iNews.id - Kremlin membantah telah membunuh warga sipil di Kota Bucha, Ukraina, sebelum pasukannya meninggalkan kota berjarak sekitar 37 km dari Kiev itu. Foto dan video mayat-mayat warga sipil bergeletakan di jalanan beredar, bahkan ada tangannya terikat, memicu kecaman internasional. "Informasi ini harus dipertanyakan secara serius. Dari apa yang kami lihat, para ahli kami mengidentifikasi tanda-tanda pemalsuan video dan lainnya," kata Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dikutip dari Reuters, Senin (4/4/2022).
Peskov menjelaskan, fakta dan kronologi peristiwa di Bucha tidak sesuai dengan keterangan versi Ukraina seraya mendesak para pemimpin dunia untuk tidak terburu-buru menghakimi.
"Kami dengan tegas menyangkal tuduhan apa pun. Tidak diragukan lagi, kondisinya serius dan kami akan meminta banyak pemimpin internasional untuk tidak terburu-buru membuat pernyataan, tidak terburu-buru memberikan tuduhan tak berdasar, meminta informasi dari berbagai sumber, dan setidaknya mendengarkan penjelasan kami," ujarnya.
Peskov mengatakan para diplomat Rusia akan melanjutkan upaya untuk bertemu di Dewan Keamanan PBB membahas temuan yang disebut Rusia sebagai provokasi Ukraina itu. Namun permintaan pertama sidang Dewan Keamanan PBB oleh Rusia ditolak.
"Inisiatif ini untuk mengangkat topik ke platform Dewan Keamanan PBB, menunjukkan bahwa Rusia ingin dan menuntut agar topik ini diangkat di tingkat internasional," kata Peskov.
Sementara itu Peskov enggan mengomentari apakah tragedi Bucha akan memengaruhi pembicaraan damai dengan Ukraina. Sedianya pembicaraan dilanjutkan pada Senin melalui konferensi video.
Editor : Stefanus Dile Payong