get app
inews
Aa Text
Read Next : Edukasi Cegah Stuting BEM Nusantara Sambangi Desa Sillu NTT

Mengenal Khasiat Daun Kelor, Tinggi Nutrisi dan Bantu Cegah Stunting

Selasa, 15 Maret 2022 | 06:20 WIB
header img
Mencegah stunting dengan daun kelor (Foto: Indoindians)

JAKARTA, iNews.id - Pemenuhan gizi pada anak sejak dini sangat penting untuk mencegah stunting. Stunting merupakan kondisi yang ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak kurang jika dibandingkan dengan umurnya.  

Biasanya, kondisi ini terjadi jika anak tidak tercukupinya asupan gizinya. Angka stunting di Indonesia saat ini berada pada kisaran 27,6 persen. Pemerintah menargetkan menekan angka stunting pada 2024 menjadi 14 persen.

Memang tidak mudah menurunkan angka stunting, sebab dibutuhkan kerjasama untuk menangani stunting di Indonesia. Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan dalam melawan stunting di Indonesia. Salah satunya, gerakan yang dilakukan di Cimahi. Kota Cimahi menjadi lokasi ke-22 dari Gerakan Melawan Stunting yang diinisiasi Ketua DPR RI Puan Maharani.

Pada Sabtu 12 Maret 2022, lembaga sosial Puan Maharani, HaloPuan, menggelar Gerakan Melawan Stunting di Kelurahan Cibeber, Kecamatan Cimahi Selatan. Sekitar 250 warga menghadiri kegiatan ini. Mereka adalah warga sasaran Gerakan Melawan Stunting yang telah didata sebelumnya, yakni ibu hamil, ibu menyusui bersama balita mereka, pasangan usia subur, calon pengantin, dan kader-kader posyandu.

Koordinator HaloPuan, Poppy Astari mengatakan, angka stunting di Kota Cimahi naik dalam dua tahun terakhir. Pada 2020, kejadian stunting naik dari 9,06 persen menjadi 10,8 persen. Pada 2021, angka ini naik lagi menjadi 11,05 persen. 

Angka riil kejadian stunting di Cimahi pada 2021 adalah 3.551 balita atau 11,05 persen dari total 32.265 balita di seantero Kota Cimahi.

Meskipun kejadian stunting di Cimahi masih berada di bawah angka rata-rata nasional sekitar 24,4 persen, kenaikannya dalam dua tahun berturut-turut mesti diwaspadai. Kewaspadaan akan bahaya stunting juga mesti terus dijaga agar kasus baru stunting tidak terjadi.

“Untuk itu, perlu menyosialisasikan pentingnya asupan gizi seimbang bagi balita selama 1.000 hari pertama kehidupan,” kata Koordinator HaloPuan, Poppy Astari melalui keterangannya belum lama ini. 

Menurut Poppy, Gerakan Melawan Stunting bertujuan membangun kesadaran bersama tentang ancaman stunting bagi masa depan bangsa Indonesia. Jika angka kejadian stunting tidak diturunkan dan kejadian baru tidak dicegah, maka di masa depan sumber daya manusia Indonesia makin sulit bersaing dengan bangsa-bangsa lain.  

“Sebab, stunting tidak hanya persoalan tinggi badan anak tapi yang lebih penting berpengaruh terhadap kemampuan berpikir anak,” ujar Poppy. 

Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Cimahi, dr. Dewi Nur mengatakan, dari tiga anak di Indonesia, satu di antaranya mengalami stunting (gizi buruk menahun) sementara ada delapan juta anak di Indonesia yang pertumbuhannya tidak maksimal. 

“Stunting ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi tanggung jawab kita bersama, terutama keluarga-keluarga,” katanya.

Selain penyuluhan, gerakan cegah stunting ini juga berbagi gagasan memanfaatkan bubuk daun kelor sebagai makanan tambahan dalam melawan stunting. Daun kelor telah teruji manfaatnya di banyak negara dalam mengatasi malnutrisi dan gizi buruk. 

Di Desa Sukajaya, Kabupaten Garut, dan Desa Cisempur, Kabupaten Sumedang, hasil monitoring HaloPuan menunjukkan bubuk daun kelor yang dikonsumsi selama satu bulan penuh sesuai takaran, mampu meningkatkan nafsu makan ibu hamil, memperlancar ASI ibu menyusui, dan meningkatkan berat dan tinggi badan anak, masing-masing 5 ons dan 0,5 sentimeter dalam satu bulan. 

“Mengapa daun kelor diolah menjadi bubuk?” ujar Mohamad Chotim, salah satu relawan.

“Selain karena mudah dijadikan berbagai menu makanan yang enak, bubuk juga mengikat kekayaan nutrisi yang di kandung daun kelor,” ujarnya. 

Wakil Ketua DPRD Kota Cimahi Purwanto mengatakan, dia baru mengetahui begitu besarnya manfaat daun kelor. Daun kelor misalnya digambarkan memiliki 7 kali vitamin C pada jeruk, 4 kali kalsium pada susu, 4 kali vitamin A pada wortel, 2 kali protein pada susu, dan 3 kali potasium pada pisang. 

“Ternyata, daun kelor itu sangat bermanfaat, terutama bagi anak-anak dan kaum ibu. Karena itu, kami berharap apa yang disampaikan dalam kegiatan ini bisa dipraktikkan oleh warga, khususnya dalam mengolah daun kelor menjadi asupan super," kata Purwanto.

Editor : Stefanus Dile Payong

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut