SABU RAUJUA, iNews,id - Terharu mendengar cerita dari staff engineernya yang pernah melakukan instalasi pompa air tenaga surya di Pulau Sabu tahun lalu, membuat Tiyo Avianto tidak bisa tinggal diam melihat ketertinggalan masyarakat Desa Loburui yang ada di Pulau Sabu, Nusa Tenggara Timur.
Ditambah dengan berita meninggalnya dosen pembimbing saat kuliah membuat dia menginisiasikan penghargaan terakhir buat mengenang jasa beliau selama menjadi dosen pembimbing. Janji Tiyo Avianto kepada masyarakat Desa Loburui, Kabupaten Sabu Raijua, NTT, direspon oleh Pertamina Foundation yang menilai inovasi mini PLTS atap yang mampu bekerja sepanjang malam ini adalah salah satu inovasi penting bagi ketertinggalan infrastruktur listrik di Pulau Sabu.
Penerangan adalah salah satu kebutuhan penting bagi masyarakat di sana, dan juga pulau ini memiliki tingkat kekeringan yang tinggi dan curah hujan yang sangat rendah sepanjang tahun.
Pertamina Foundation membantu mulai dari riset, pengadaan barang, uji coba serta biaya untuk melakukan implementasi, karena inovasi ini sangat diperlukan bagi masyarakat di Desa Loburui, Pulau Sabu.
Dukungan penuh ini akhirnya bisa mewujudkan 100 penerangan untuk masyarakat. Untuk mengimplementasikan inovasi ini menghabiskan funding sebesar Rp200 juta untuk dana realisasi di lokasi.
Mefi Boset Dake Winu sebagai Kepala Desa Loburui sangat berterimakasih kepada Pertamina Foundation dan Tiyo Avianto sebagai inovator yang telah membawa penerangan di desanya.
"Saya dedikasikan pengabdian masyarakat ini kepada Bapak Son Kuswadi, karena jasa beliau yang telah membimbing saya. Semoga terangnya sinar lampu di Pulau Sabu ini juga menjadi sinar terang amal ibadah untuk beliau," katanya, Jumat (11/3/2022).
Son Kuswadi dikenal sebagai dosen yang fokus pada keilmuan robotika dan kendali cerdas. Beliau juga dikenal sebagai dosen di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya dan menjabat sebagai Direktur Politeknik Negeri Banyuwangi sebelum meninggal. Diapun menuliskan nama Son Kuswadi dengan inisial Mr. Son di setiap papan elektronika, pada kontroler PLTS tersebut sebagai simbol penghormatan kepada beliau.
Diharapkan, inovasi ini menghasilkan dampak sosial yang cukup besar dimana sebagian besar warga Desa Loburui tidak bisa melanjutkan aktifitas apabila malam menjelang. Setidaknya warga bisa melanjutkan aktivitas di malam hari, atau mengolah hasil bumi lainnya. Termasuk fasilitas agar anak anak di Pulau Sabu bisa tetap belajar di malam hari. Tiyo berharap, suatu saat nanti akan lahir teknokrat dari pulau ini, karena mereka bisa belajar dengan lampu PLTS ini.
"Bukan hanya dampak sosial dan ekonomi saja yang akan muncul namun dampak intelektual masyarakat akan terbentuk seiring banyak nya anak sekolah yang bisa belajar sepanjang malam," pungkasnya.
Editor : Stefanus Dile Payong