ATAMBUA, iNewsBelu.id - Hujan deras dengan intensitas tinggi yang terjadi selama dua hari terakhir menyebabkan belasan hektare tanaman jagung dan tanaman umur pendek lainnya hancur terendam air dan lumpur di Desa Fatuba'a, Kecamatan Tastim, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
Rusaknya tanaman para petani membuat mereka pasrah akibat gagal panen dan telah merugi jutaan rupiah.
Beginilah kondisi sebelas hektare tanaman jagung, ubi kayu, dan labu, milik warga desa Fatuba'a, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu yang hancur dihantam banjir bandang, jagung yang baru berumur sebulan ini rata dengan dengan tanah bahkan sebagiannya hanyut terseret derasnya air. Para petani pun hanya bisa pasrah dengan kondisi ini karena tak bisa menyelamatkan seluruh tanamannya.
Sementara para petani lainnya bersama polisi berusaha menyelamatkan tanaman jagung bisa dibersihkan daunnya dengan cara memotong daun jagung yang terkena lumpur agar bisa tumbuh kembali dengan harapan tak lagi terkena banjir.
Viktorina de Jesus salah satu petani Fatuba'a mengatakan banjir ini membuat tanaman jagungnya rusak semua sehingga tak bisa terselamatkan kini ia hanya bisa pasrah dengan kondisi tersebut karena telah mengalami gagal panen, ini kita potong daunya yang terkena lumpur dengan harapan bisa bangun kembali namun kita hanya bisa pasrah kepada Tuhan semoga bisa diberikan hasil.
" Iya ini banjir besar masuk ke kebun kami dan semua tanaman jagung kami terendam lumpur dan air, tidak hanya itu sebagaian besar jagung hanyut terseret air, kami hanya bsia pasrah semoga ada keajaiban unutk kami,karena kami yakin kuasa Tuhan bisa menyertai kami," ungkapnya.
Viktorina, meskipun sudah kita potong daunya namun ini tidak akan ada isinya dan ini tahun kami gagal panen, kami tidak tau kami harus makan apa.
Sementara itu Fllorindu Pires juga mengatakan banjir ini merusak seluruh tanaman yang berada di bantaran sungai sehingga hanya bisa pasrah dengan kondisi ini karena gagal panen// kami sudah melaporkan ke pihak dusun namun hingga kini belum juga ada perwakilan pemerintah yang datang melihat kami/ ini sudag terjadi dua kali namun tidak ada bantuan dari pemerintah.
"Ini hujan deras selama dua hari mengakibatkan banjir bandang merendam semua tanaman jagung kami sebanyak 3 hektare semuanya mati, ini musim tanam juga sudah lewat jadi kami gagal panen tahun ini," katanya.
Atas kejadian ini kami sudah melaporkan kepada pihak dusun namun hingga sekarang belum juga ada pemerintah atau petugas dari dinas pertanian yang datang untuk melihat tanaman kami ini, sekatang kami hanya bisa pasrah.
Editor : Stefanus Dile Payong