MURATARA, iNews.id - Jagat dunia maya khususnya di Kabupaten Muratara, Sumsel mendadak heboh dengan beredarnya video call sex (VCS) di media sosial Facebook. Pria di dalam video tak senonoh itu mirip oknum anggota DPRD Muratara.
Berdasarkan pantauan di lapangan postingan itu diupload oleh akun anonim atau bodong yang baru saja dibuat. Rekaman itu diposting pada Selasa sore (8/3/2022), dan setelah 18 jam kemudian, postingan itu menghilang dari medsos.
Dalam video berdurasi 67 detik itu tampak seorang pria memakai baju merah dan mengenakan topi sedang VCS dengan seorang perempuan. Pria itu terlihat memegang alat vitalnya di depan kamera handphone, sedangkan perempuannya tanpa busana. Video tersebut viral di medsos hingga menuai beragam komentar warganet.
Salah seorang warga, Kibo mengatakan bahwa video itu memang tidak pantas dimunculkan ke publik. Apalagi jika benar yang melakukan aksi mesum tersebut pejabat publik. Ketua DPRD Muratara, Efriyansyah mengaku belum mengetahui pasti soal VCS yang beredar di medsos tersebut.
"Ini, aku baru tahu dari medsos dan teman-teman media inilah, dan aku tidak tahu pastinya, dan itu belum tentu benar juga," katanya
Selain itu, Efriyansyah berharap semua pihak mengedepankan praduga tak bersalah sebelum kasus tersebut benar-benar terungkap. Apabila memang ada pihak yang merasa dirugikan atau tidak senang, bisa menempuh jalur hukum.
"Negara kita kan negara hukum, dan apabila ada pihak yang merasa dirugikan bisa diupayakan melalui jalur hukum, untuk menyimpulkan benar atau tidak itu ada pihak-pihak yang berkompeten," kata Efriyansyah.
Sejauh ini, belum ada laporan resmi kepada DPRD Muratara terkait VCS yang sedang viral tersebut. Karena itu, pihaknya belum bisa menindaklanjuti dengan melakukan pembahasan di Badan Kehormatan DPRD Muratara.
"Untuk saat ini yang jelas kita tunggu dulu perkembangannya, karena belum ada laporan resmi. Kita ini kan lembaga, kalau sudah ada laporan resmi baru tindaklanjuti," katanya.
Kasat Reskrim Polres Muratara AKP Tony Saputra menegaskan pihaknya sudah memonitor informasi tersebut. “Iya kami sudah monitor, sekarang kami akan telusuri dan lagi mencari bahan keterangan,” katanya.
Editor : Stefanus Dile Payong