SUKABUMI, iNewsBelu.id - Polisi masih menyelidiki kasus dugaan pengeroyokan terhadap anak kelas 3 SD hingga tewas di Sukaraja, Sukabumi. Sebanyak 3 saksi telah diperiksa dari pihak keluarga dan orang tua korban.
Aparat Kepolisian juga akan membujuk pihak keluarga untuk melakukan autopsi agar kasus ini dapat terungkap.
Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota, AKP Yanto Sudiarto mengatakan, penyelidikan dengan memeriksa tiga saksi dari pihak keluarga dan orang tua korban untuk dimintai keterangan. Selain itu, pihaknya akan membujuk keluarga korban untuk dilakukan autopsi kepada jasad MHD yang sudah dimakamkan.
“Kita lihat ke depannya, karena tadi pun kami sudah memberikan imbauan kepada orang tuanya untuk dilakukan autopsi. Namun saat ini masih menolak dan dibuatkan dalam surat pernyataan. Tetapi untuk memastikan terhadap peristiwa ini, kami akan berupaya mengimbau keluarganya untuk dilakukan autopsi,” ujar Yanto kepada iNews.id, Minggu (21/5/2023).
Lebih lanjut Yanto mengatakan, terkait penyelidikan yang dilakukan Satreskrim Polres Sukabumi Kota, langkah yang akan ditempuh adalah akan meminta keterangan dari pihak sekolah setelah dilakukan pemeriksaan saksi dari keluarga korban. “Dari pihak korban terlebih dahulu baru nanti akan dilakukan pemeriksaan saksi-saksi lain (keluarga dan terduga pelaku serta pihak sekolah). Kami akan melakukan pemeriksaan terus hingga menemukan titik terang (kasusnya)," ujar Yanto.
Sebelumnya, seorang anak SD tewas akibat dikeroyok 3 orang kakak kelasnya yang dilakukan di sekolah tempat korban menuntut ilmu. Korban sempat kritis selama tiga hari di rumah sakit, akhirnya meninggal dunia pada Sabtu (20/5/2023). Kakek korban HY mengatakan, korban yang berinisial MHD (10) yang merupakan siswa kelas 3 di SDN di Kecamatan Sukaraja, awalnya dikeroyok pada hari Senin (15/5/2023) mengeluh sakit kepada orang tuanya saat pulang ke rumahnya.
"Korban yang kritis tiga hari di rumah sakit, lalu pada hari ini, Sabtu (20/5/2023) sekira pukul 08.00 WIB, meninggal di RS Hermina. Hasil visum korban mengalami luka pecah pembuluh darah, dada retak dan tulang punggung retak," ujar HY.
Editor : Stefanus Dile Payong