YERUSALEM, iNews.id - Seorang wanita Palestina menikam seorang pemukim Israel di dekat situs suci yang disengketakan di Hebron, Tepi Barat yang diduduki. Menurut penjaga perbatasan Israel, aksi nekat wanita itu hanya melukai korban sedikit. Serangan itu terjadi di dekat situs yang dikenal oleh orang Yahudi sebagai Gua Patriark dan bagi Muslim sebagai masjid Ibrahimi, tempat yang dihormati oleh kedua agama.
Dalam sebuah pernyataan penjaga perbatasan Israel mengatakan mereka telah menangkap penyerang, seorang wanita Palestina berusia 65 tahun dari desa terdekat, seperti dilansir dari Al Arabiya, Minggu (19/12/2021).
Pria yang terluka itu adalah seorang penduduk berusia 38 tahun dari pemukiman terdekat Kiryat Arba.
Israel merebut Tepi Barat dalam Perang Enam Hari pada tahun 1967. Sejak itu hampir 700 ribu orang Yahudi Israel telah pindah ke permukiman Tepi Barat dan Yerusalem timur yang oleh sebagian besar masyarakat internasional dianggap ilegal.
Hebron, kota terbesar di Tepi Barat dengan sekitar 200 ribu penduduk Palestina, juga memiliki sekitar 1.000 pemukim Yahudi yang tinggal di sana di bawah perlindungan ketat dari tentara Israel. Serangan itu terjadi ketika pasukan keamanan Israel melanjutkan perburuan para penyerang di balik penembakan mematikan pada hari Kamis di dekat pos pemukiman liar di sebelah utara Homesh Tepi Barat. Tentara Israel mengatakan penyerang Palestina melepaskan tembakan ke sebuah mobil, menewaskan mahasiswa agama Yahudi berusia 25 tahun dan pemukim Yehuda Dimentman.
Tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi beberapa organisasi Palestina memuji aksi penembakan itu. Ini adalah kekerasan terbaru selama sebulan terakhir, yang menyaksikan serangan warga Palestina terhadap warga Israel dan pembunuhan warga Palestina oleh pasukan Israel selama bentrokan.
Pada hari Jumat, utusan perdamaian Timur Tengah Perserikatan Bangsa-Bangsa Tor Wennesland mengatakan dia khawatir dengan meningkatnya kekerasan di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem timur, yang merenggut nyawa orang Israel dan Palestina.
Editor : Stefanus Dile Payong