SIKKA, iNews.id - Meski peringatan tsunami akibat gempa bumi M7,5 di Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), sudah dicabut BMKG. Tetapi ratusan warga Desa Nanghale, Kecematan Talibura, memilih bertahan di bukit-bukit. Hingga hari ini, mereka sudah memasuki hari ketiga bertahan di bukit.
Selama mengungsi itu, tidak ada bantuan yang datang. Sementara warga trauma dengan gempa susulan yang terus-terusan terjadi pasca gempa. Trisnawati, salah seorang warga mengatakan, selama mengungsi dirinya tidur dengan beratap dan beralaskan terpal, serta daun pisang.
"Warga memilih bertahan di pengungsian sementara ini, di dataran tinggi di kebun-kebun milik warga ini, karena khawatir dengan ancaman gempa susulan dan tsunami," katanya, kepada wartawan, Jumat (17/12/2021).
Kepala Desa Nanghale, Sahanudin mengatakan, ada sebanyak 224 kepala keluarga atau 730 jiwa yang terdiri dari 436 orang dewasa dan 246 anak-anak, serta 78 orang balita.
"Jumlah itu dari total 1.127 kepala keluarga yang ada di Desa Nanghale. Kondisinya sangat memprihatinkan, untuk kebutuhan makan sehari-hari, warga membangun tempat untuk memasak seadanya," jelasnya.
Apabila makanan di tempat pengungsian habis, mereka akan kembali lagi ke desa dan mengambil bahan makanan untuk beberapa hari kedepan. Hingga saat ini, belum ada bantuan untuk para pengungsi dari pemerintah. Kehidupan di pengungsian ini sangat memprihatinkan. Warga hanya tidur beralaskan daung pisang dengan atap terpal.
Editor : Stefanus Dile Payong