ATAMBUA, iNewsBelu.id - Akibat longsor ruas jalan nasional sabuk merah yang menghubungkan perbatasan Motaain Kabupaten Belu dengan perbatasan Motamasin Kabupaten Malaka ambles hingga putus total sepanjang 100 meter di Desa Duarato, Kecamatan Lamaknen, Kapubaten Belu Nusa Tenggara Timur.
Putusnya akses jalan ini mengakibatkan ratusan kepala keluarga yang berada di wilayah kecamatan Lamaknen selatan terancam terisolir, karena akses jalan ini merupakan satu - satunya akses jalan penghubung yang dimiliki warga.
Beginilah kondisi jalan sabuk merah yang ambles akibat longsor, tanah longsor yang terjadi dikarenakan curah hujan deras tinggi yang terjadi sejak awal bulan januari ini membuat akses jalan ini putus total.
Akibatnya ratusan kepala keluarga yang tersebar di Wilayah Kecamatan Lamaknen selatan terancam terisolir dikarenakan akses jalan ini merupakan jalan satu -satunya yang menghubungkan wilayah ini dengan Kota Atambua. Meski demikian hingga saat ini jalan ini masih di biarkan putus tampa adanya penanganan darurat dari
pemerintah.
Hendrikus Bau salah satu warga Desa Duarato mengatakan longsor yang terjadi sejak bulan awal bulan januari hingga mengakibatkan akses jalan ini putus total. Selain lokasi ini, masih ada beberapa lokasi lain juga terjadi longsor yang mengakibatkan akses jalan putus hal ini tentunya membuat warga setempat merasa sangat kesulitan.
Hal itu dikarenakan jalan ini merupakan satu -satunya akses jalan yang digunakan warga setempat untuk pergi ke kota untuk menjual hasil bumi untuk kebutuhan keluarga.
" Putusnya jalan ini sangat menyulitkan masyarakat dikarenakan kendaaran yang sering datang untuk mengangkut hasil pertanian warga yang mau di jual di pasar tidak bisa lagi karena putusnya jalan ini akibat tanah longsor ini," ungkapnya.
Hendrikus juga menambahkan sejak terjadinya longsor hingga dengan saat ini belum ada juga perbaikan yang dilakukan oleh karena itu sangat dikwatirkan jika tidak segera tidak ditangani maka akan terjadi longsor yang lebih besar lagi.
Selain itu menurut Gregorius Mau Bere Kepala Desa Duarato menjelaskan longsor yang terjadi sejak tahun 2022 hingga awal tahun 2023 sudah terdapat 80 titik longsor, untuk melakukan pencecahan ini kita telah melakukan penghijauan di sekitar lokasi longsor namun hingga kini masih saja terjadi longsor karena struktur tanah yang labil.
Selain itu untuk akses jalan ini merupakan akses jalan nasional karena itu dirinya hanya bisa melaporkan kejadian ini kepada dinas terkait. Selanjutnya tinggal menunggu tindak lanjut dari pemerintah Pusat karena ini jalan sabuk merah perbatasan yang dibangun oleh pemerintah pusat.
Putusnya akses jalan ini mengakjibatkan aktivitas di daerah ini putus total karena jalan ini merupakan satu - satunya akses yang selama ini digunakan warga unutk pergi menjual hasil pertanian unutk memenuhi kebutuhan sehari - hari.
" Iya hujan deras yang masih terjadi mengakibatkan tanah longsor hingga jalan ini putus total, meskipun tidak ada korban jiwa namun akses jalan ini putus total," ujar Gregorius .
Kepala Desa juga menambahkan warga kini hanya bisa berharap pemerintah secepatnya membuka jalan alternatif yang lebih layak sehingga kendaraan juga bisa melintasi untuk mengangkut hasil pertanian mereka untuk di jual ke pasar Kota Atambua untuk kebutuhan mereka setiap harinya.
Editor : Stefanus Dile Payong