ATAMBUA, iNewsBelu.id - Akibat diterjang longsor jalan penghubung lintas Kota Kabupaten dengan lima kecamatan terancam putus total di Desa Manleten, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
Ironisnya jalan Provinsi yang menjadi penghubung antara Ibu kota Kabupaten Belu dengan 5 kecamatan di bagian utara kabupaten belu ini sudah dua tahun diterjang longsor namun masih sajaa dibiarkan tanpa ada perbaikan.
Beginilah kondisi jalan di Desa Manleten, Kecamatan Tasifeto Timur yang sudah tahun 2021 lalu dibiarkan ambruk tampa ada perbaikan dari pemerintah. Ruas ini merupakan jalan utama yang menghubungkan lima kecamatan di kabupaten belu diantaranya, Kecamatan Tastim, Kecamatan Raihat, Kecamatan Lasiolat, kecamatan Lamaknen dan Kecamantan Lamaknen Selatan, namun sayangnya jalan yang ambruk akibat lonhsor ini masih saja dibiarkan menganga tanpa adanya perbaikan.
Meski demikian para warga dari lima kecamatan ini masih saja nekat melintasi bahu jalan karena bagi wargajalan ini merupakan akses terdekat bagi warga untuk lebih cepat sampai ke Kota Atambua untuk menjual hasil pertanian mereka
Ernes warga Desa Manleten yang tinggal diseputaran daerah longsor mengatakan ruas jalan ini putus akibat bencana longsor yang terjadi pada tahun 2021 lalu, dan awalnya hanya longsor kecil namun karena tidak diatasi mengakibatkan jalan ini semakin hari semakin ambruk ketika musim penghujan tiba.
"Longsor yang mengakibatkan jalan putus ini sudah terjadi pada tahun 2021 lalu, namun karena terus saja dibiarkan tidak ada penanganan dari pemerintah akhirnya longsor ini semakin terjadi hingga mengakibatkan badan jalan semua ambruk," ungkap Ernes.
Dirinya juga menambahkan ambruknya jalan ini juga sudah memakan korban jiwa, dimana ada orang baru yang belum mengetahui kondisi jalan ini laju dengan kecepatan tinggi dan sampai di lokasi ini malah menabrak pohon jambu mente dan meninggal ditempat, dan masih banyak pengendara yang jatuh dan terluka akibat jalan ini.
"Sebagai warga kita hanya berharap pemerintah secepatnya mengerjakan jalan ini sehingga tidak lagi memakan korban jiwa," ungkapnya.
Hingga kini semua badan jalan ambruk dan tersisa bahu jalan yang masih dilintasi oleh kendaraan roda dua dan roda empat.
Editor : Stefanus Dile Payong