KUPANG,iNews.id - Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur Joseph Nae Soi melakukan audiensi bersama Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, Jumat (19/1/2021). Mereka membahas mengenai potensi bencana di wilayah NTT.
Pertemuan itu dilakukan di ruang Kerja Gubernur NTT. Turut hadir dalam audiensi jajaran BMKG bersama sejumlah kepala dinas Provinsi NTT dan staf khusus gubernur.
Dalam audiensi tersebut, Dwikorita menyampaikan data terkait perubahan iklim saat musim penghujan. Berdasarkan analisis data yang dilakukan BMKG, menunjukkan wilayah NTT terindikasi intensitas hujan ekstrem terjadi pada November dan akan terus meningkat hingga Februari 2022.
"Sesuai data BMKG perubahan iklim di saat musim penghujan ini terindikasi hujam ekstrem tinggi dan terus meningkat dibulan November hingga Februari 2022," ujar Dwikorita.
Cuaca ekstrem itu berpotensi terjadinya bencana seperti banjir dan longsor khususnya pada pemukiman penduduk yang berbeda di sekitar tebing.
Dwikorita mengingatkan agar pemerintah dan masyarakat NTT tetap waspada dan melakukan langkah antisipasi sebelum terjadinya bencana," katanya.
Menanggapi apa yang disampaikan Kepala BMKG, Wakil Gubernur NTT Joseph Nae Soi akan melakukan rapat koordinasi bersama seluruh kepala daerah membahas mengenai upaya yang harus dilakukan untuk mengantisipasi sebelum terjadi bencana. Rapat koordinasi itu direncanakan akan dilakukan pada tanggal 1 Desember 2021.
"Terkait dengan atensi bencana alam yang akan terjadi, maka pemerintah Propinsi akan melakukan rapat koordinasi dengan seluruh bupati se NTT untuk sama - samaa mengantisipasi jika terjadi bencana alam," kata Joseph.
Dari data BMKG daerah-daerah potensi rawan bencana di NTT berada di Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu, Rote Ndao, Manggarai, Ruteng, Kabupaten Ende, Bajawa, Sumba Timur dan Sumba Barat.
Editor : Stefanus Dile Payong