MOSKOW - Puluhan orang kaya Rusia ditangkap saat berkumpul memamerkan supercar eksotis milik mereka di Ibu Kota Moskow. Lebih dari 170 mobil mewah disita dan 7 orang kaya pemilik supercar dipenjara selama 15 hari.
Presiden Rusia Vladimir Putin menganggap memamerkan kekayaan di depan umum saat kondisi perang dan ekonomi sulit sebagai sikap yang tidak pantas.
Rusia tidak memberikan toleransi untuk siapa pun menggelar acara di tempat umum dalam kondisi saat ini, kecuali atas kegiatan yang dilakukan pemerintah.
Ketika para orang kaya Rusia melakukan pertemuan dengan memamerkan mobil mewah yang dimiliki, polisi Moskow lanngsung menutup acara tersebut. Sebanyak 170 mobil mewah, seperti Porsche, Lamborghini, Ferrari, dan Rolls-Royce, termasuk di antara mobil-mobil untuk reli, disita.
Menurut laporan kantor berita Tass, sebanyak 7 orang pemiliknya mobil mewah dipenjara hingga 15 hari. Menurut Putin, memamerkan kekayaan ekstrem di depan umum tidak pantas selama masa ekonomi sulit.
Penyitaan kendaraan mewah dan penangkapan pemiliknya tak pernah diperkirakan sebelumnya. Bahkan menurut pemilik kendaraan mewah, tindakan polisi ini awalnya dianggap hanya lelucon saja.
“Pada awalnya saya pikir itu hanya lelucon,” kata Alexei Khitrov, jutawan kripto Rusia berusia 28 tahun, dikutip SINDOnews dari laman The Drive, Selasa (30/9/2022).
Khitrov tidak menduga sama sekali adanya penangkapan dan penyitaan kendaraan mewah, karena sebelumnya tidak pernah dipermasalahkan pemerintah Rusia. Namun, dalam situasi perang, Putin tampaknya ingin menunjukkan dapat mengontrol warganya.
“Apa yang legal kemarin mungkin dilarang hari ini, kebanyakan orang belum menyadarinya. Bagi pihak berwenang, prinsipnya adalah 'tidak ada acara publik yang diizinkan kecuali yang kami selenggarakan sendiri',” kata Mikhail Vinogradov, kepala Yayasan Politik St. Petersburg kepada Bloomberg.
Bahkan Senator Rusia Mikhail Dzhabarov mengatakan bahwa orang kaya Rusia yang ditangkap harus dikirim untuk membantu militer di Ukraina. Meskipun tidak satu pun dari mereka yang tahu cara berperang atau bela diri. “Mereka bisa membantu pekerjaan di garis belakang atau sebagai mantri di rumah sakit militer,” ucapnya.
Tentu saja, pamer kekayaan ekstrem di depan umum selama masa ekonomi suram sangat tidak pantas ketika banyak warga berjuang untuk bertahan hidup. Terutama ketika banyak dari warga tersebut juga menentang perang yang menyebabkan kesulitan keuangan.
Editor : Stefanus Dile Payong