get app
inews
Aa Read Next : 4 Bulan Selesai Dikerjakan, Jalan Central Bandara Mulai Berlubang PT DNL Diminta Bertanggung Jawab

Terus Menekan Lonjakan Angka Stunting Dinkes Belu Gencar Lakukan Pendampingan Posyandu

Jum'at, 12 Agustus 2022 | 14:05 WIB
header img
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Belu drg Ansilla Eka Mutty, sedang memerika kondisi bayi di posyandu Nualain. Rabu,(10/08/2022) Foto Evan iNews.TV.

ATAMBUA, iNews.id - Upaya penekanan angka penurunan stunting di kabupaten Belu terus gencar dilakukan oleh satuan tugas Dinas
Kesehatan Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur, hal itu terlihat dari upaya yang dilakukan dengan setiap hari mengunjungi anak - anak
di setiap posyandu utuk melakukan sosialisasi akan pentingnya pola hidup sehat unutk calon ibu dan bayi. hal ini terus dilakukan guna
menekan angka stunting yang ada di wilayah Kabupaten Belu Perbatasan Indonesia -Timor Leste ini.

Berdasarkan data yang dicatat Dinas kesahatan Kabupaten Belu , hingga Agustus 2022, kasus Stunting di Kabupaten  Belu  terjadi
penurunan dibandingkan Februari 2021 lalu. Di mana kasus stunting saat ini terdata hampir terdapat di seluruh Kecamatan diwilayah
Kabupaten Belu. 
 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Belu drg Ansilla Eka Mutty kepada iNews.id mengatakan, saat ini pihaknya gencar untuk melakukan
berbagai upaya-upaya pencegahan stunting. saat ini merupakan bulan timbang dimana semua posyandu wajib melakukan pemeriksaan
mulai dari tinggi dan berat anak hal ini dilakukan dua kali dalam setahun untuk memastikan perkembangan dan pertumbuhan anak.

"Upaya pencegahan stunting di wilayah kabupaten belu ini sudah kita lakukan sejak lama, seperti melakukan posyandu, pengaturan pola
makanan, pola asuh anak, pegecekan ketersedian sumber air bersih, kesehatan dan lainnya, dan untuk kali ini merupakan bulan timbang
dimana di dalam bulan ini para kader maupun tenaga kesehatan wajib melakukan pelayanan di posyandu guna memastikan tinggi dan
berat anak," ungkap drg Ansilla Rabu (10/08/2022).

Untuk kegiatan posyandu sendiri pihak nya selalu berkunjung ke setiap desa untuk memastikan berat badan anak dan tinggi badan anak
anak balita serta pemberian vitamin.
 

Kadinkes juga menambahkan pencegahan ini terus kita lakukan dengan membangun sinergitas lintas sektor  namun untuk daerah yang
sudah terjadi kasus stunting ini tetap kita lakukan intervensi dan cek rutin kesehatan mereka, baik itu terkait makanan tambahan ataupun
pendampingan  lainnya, pihaknya pun saat ini fokus untuk melakukan pencegahan stunting bagi remaja. 

" Petugas kesehatan akan selalu hadir ke tengah masyarakat bersama dengan pemerintah desa untuk terus melakukan pendampingan dan
melakukan sosialisasi kepada masyarakat akan penting nya kesehatan bagi ibu hamil dam anak- anak remaja,"  katanya. 
 
Pencegahan stunting sebetulnya dimulai dari remaja jelang pernikahan, selain itu masuk kepada ibu hamil dan ibu melahirkan hingga anak
berusia dua tahun," ungkapnya.

Dan untuk ibu hamil kami berupaya memberikan informasi terkait kesehatan yang harus diketahui ibu hamil. Dan setelah melahirkan kita
intervensi pentingnya Asi eksklusif. Dan kita juga bekerja sama dengan Dinas pendidikan dan dinas terkait lainya  untuk sama - sama
bersinergi dalam  penanganan stunting ini," ujarnya.

Di kabupaten Belu sendiri data jumlah stunting saat ini masih berkisar 16, 9 %  jadi upaya kita melakukan pencegahan stunting saat ini
akan dimulai dari usia remaja. unutk itu kita telah melalukan sosialisasi ke tengah masyarakat dengan membangun kerjasama dengan  
pemerintah desa  di masing-masing kecamatan agar anak  ini terjaring dan bisa terintevensi  dalam pencegahan stunting ini," ungkapnya.

Berharap melalui pendeteksian dini pada anak remaja ini dapat menekan angka stunting di kabupaten Belu.

Selain itu kepala Puskesmas Nualain Jhon Oeleu kepada iNews menjelaskan saat ini di kecamatan Lamaknen Selatan terdapat 300 anak
balita menderita stunting dan ini jumlah terbanyak unutk tingkat kecamatan di wilayah kabupaten belu  itu tersebar di beberapa desa di
kecamatan. 

"Untuk saat ini di wilayah Kecamatan kita terdapat 300 anak balita menderita stunting dan ini merupakan jumlah terbanyak di tingkat
wilayah kecamatan se kabupaten belu," Ujar Kapus Nualain.

Jhon Oeleu menamhkan langkah yang kita lakukan saat ini adalah memberikan makanan tambahan dan selalu kita pantau perkembangan
nya, pihak puskesmas bekerjasama dengan pemerintah desa dan kecamatan setempat untuk sama - sama mencari jalan keluar untuk
mengatasi maslaah stunting ini.

" Memang wilayah kita memnag terbanyak namun segala cara kita lakukan dengan membangun komunikasi dengan pemerintah Desa yang
warga nya terdapat anak - anak menderita  stunting agar sama - sama kita bersinergi untuk mengatasi persoalan stunting ini dengan terus
melakukan sosialisasi dan juga pemberian makanan tambahan," katanya.

Editor : Stefanus Dile Payong

Follow Berita iNews Belu di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut