get app
inews
Aa Text
Read Next : Terungkap! ini Titipan Pesan Presiden Jokowi ke 4 Menteri Sebelum Sidang di MK

KENAPA Presiden Jokowi Singgung Harga Pertalite Berkali-kali, Pertanda Apa?

Sabtu, 06 Agustus 2022 | 19:13 WIB
header img
Jokowi singgung harga Pertalite (Foto: Setkab)

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyinggung soal harga Pertalite yang masih dijual di bawah harga keekonomian. Harga Pertalite kini masih dibanderol Rp7.650 per liter padahal harga keekonomiannya di atas Rp10 ribu.

"Coba di negara kita bayangkan kalau Pertalite naik dari Rp7.650 naik jadi harga benar adalah Rp17.100, demonya berapa bulan? Naik 10% saja, saya ingat dulu 3 bulan (demonya). Kalau naik 100% lebih demonya berapa bulan?" kata Jokowi dalam acara Silahturahmi Nasional PPAD 2022, Jakarta, kemarin.

Di sinilah, lanjut Jokowi, negara hadir dengan memberikan subsidi BBM. Sebab, saat harga bensin naik, harga barang otomatif ikut melombat bersama-sama.

Soal Pertalite juga sudah pernah dia bahas pada Mei 2022. Jokowi mengakui bahwa pemerintah terus menahan agar harga BBM Pertalite tidak naik di tengah tingginya harga minyak dunia dan harga komoditas energi lainnya.

“Yang namanya Pertalite ini, kita tahan-tahan betul agar tidak naik dan harganya tetap di angka Rp7.650 (per liter),” kata Presiden Jokowi, dikutip dari Antara,

Presiden Jokowi bahkan membandingkan harga BBM di Indonesia dengan harga di negara-negara lain yang telah meningkat karena tekanan harga komoditas energi di pasar global sebagai dampak eskalasi perang antara Rusia dan Ukraina.

Kenaikan harga BBM di negara lain, ujar Presiden, jauh melebihi harga BBM di Indonesia. Pemerintah dapat mempertahankan harga BBM Pertalite saat ini dengan memberikan subsidi melalui APBN.

“Saya lihat misalnya di Jerman, bensin sudah Rp31 ribu, sudah hampir dua kali lipat, di Singapura Rp32 ribu, di Thailand Rp20.800, (harga) ini kalau saya rupiahkan. Di Amerika Rp18 ribu kurang lebih. Kita masih Rp7.650 (Pertalite),” ujar Presiden Jokowi.

Namun Presiden juga mengingatkan bahwa ketahanan dan kesehatan fiskal di APBN juga harus diperhatikan. Jangan sampai ketidakpastian ekonomi global membuat defisit APBN semakin meningkat.

Editor : Stefanus Dile Payong

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut