TAIWAN - China telah mencap kunjungan penting Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan sebagai "sangat berbahaya".
China menuduh Pelosi, politisi AS paling senior dalam 25 tahun yang mengunjungi pulau yang diklaim China sebagai miliknya, "bermain dengan api".
"Mereka yang bermain api akan binasa karenanya," Beijing memperingatkan dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, Pelosi mengatakan kunjungannya "menghormati komitmen teguh Amerika untuk mendukung demokrasi Taiwan yang semarak" dan tidak bertentangan dengan kebijakan AS.
"Solidaritas Amerika dengan 23 juta orang Taiwan lebih penting hari ini daripada sebelumnya, karena dunia menghadapi pilihan antara otokrasi dan demokrasi,” terang Pelosi dalam pernyataannya.
Dan dalam sebuah artikel yang diterbitkan di surat kabar Washington Post pada saat yang sama, Pelosi juga menulis bahwa "demokrasi yang kuat berada di bawah ancaman".
"Dalam menghadapi agresi Partai Komunis China (PKT) yang semakin cepat, kunjungan delegasi kongres kami harus dilihat sebagai pernyataan tegas bahwa Amerika mendukung Taiwan, mitra demokrasi kami, karena ia membela diri dan kebebasannya," tulisnya.
Saat pesawatnya mendarat, media pemerintah China melaporkan bahwa jet militernya sedang melintasi selat Taiwan. Taiwan membantah laporan itu pada saat itu. Tetapi kemudian mengatakan bahwa lebih dari 20 pesawat militer China telah memasuki zona pertahanan udara pada Selasa (2/8/2022).
China - yang melihat Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri yang suatu hari akan bersatu kembali dengannya - sebelumnya telah memperingatkan bahwa angkatan bersenjatanya "tidak akan tinggal diam".
Editor : Stefanus Dile Payong