get app
inews
Aa Text
Read Next : Pasangan Laki-Laki dan Perempuan Tewas Membusuk dalam Kamar Kos Hebohkan Warga Makassar

Ngeri! Pembalut Mahal Perempuan di Negara Ini Terpaksa Pakai Kotoran Sapi saat Menstruasi

Minggu, 17 Juli 2022 | 17:41 WIB
header img
Pembalut di negara ini sudah menjadi barang mewah. Tingginya harga pembalut membuat sebagain Perempuan di Zimbabwe bisa merasakan kebersihan saat menstruasi. (Foto: DOK.iNews.id)

HARARE, iNews.id - Para perempuan di Zimbabwe terpaksa menggunakan kotoran sapi untuk mencegah kebocoran saat menstruasi. Mahalnya harga pembalut memaksa para perempuan di negara Afrika itu menggunakan cara lain untuk mencegah darah tak keluar. Constance Dimingo, perempuan 19 tahun, mengaku sudah tak menggunakan pembalut lagi sejak setahun terakhir.

"Saya terakhir memakai pembalut sebelum ibu meninggal pada tahun lalu. Sekarang saya menggunakan apa saja yang ditemukan, kotoran sapi, daun, koran, hingga pakaian, untuk menghentikan kebocoran," kata Dimingo, dikutip dari Daily Star, Minggu (17/7/2022). 

Dia bahkan tak punya uang untuk membeli obat guna menghilangkan nyeri yang kerap dirasakan saat datang bulan.

Constance merupakan satu dari hampir tiga per empat perempuan di kotanya, Domboshava, yang tak memiliki akses untuk mendapatkan produk higienis. Produk kewanitaan, termasuk pembalut, sudah menjadi barang mewah di kota tersebut. Untuk mencegah kebocoran, dia dan saudara-saudaranya menggunakan kotoran sapi yang dibentuk gumpalan untuk menyerap darah.

"Saya mengambil kotoran, membentuk, dan membiarkannya kering agar mudah menyerap darah," kata nenek Constance, Vhene. Untuk menghindari efek buruk, lanjut Vhene, kotoran sapi itu tidak langsung ditempelkan begitu saja ke vagina melainkan dibungkus dengan pakaian terlebih dulu. Kemudian kotoran sapi diletakkan di celana dalam seperti menggunakan pembalut.

"Para perempuan mengalami aliran deras pada siklus yang biasanya berlangsung 6 hari. Kami lebih suka cara ini karena kotoran sapi bisa menyerap banyak darah," ujarnya. Setelah digunakan, kotoran sapi dibuang dengan cara dikubur di tanah. 

"Pembalut adalah barang mewah yang tidak bisa saya beli untuk cucu-cucu perempuan saya," tuturnya, lagi. Data Kementerian Urusan Perempuan dan Kepemudaan Zimbabwe mengungkap, 67 persen anak perempuan terpaksa bolos sekolah selama datang bulan karena tidak bisa mengakses produk higienis dan fasilitas sanitasi bersih. Bahkan tak sedikit dari mereka yang putus sekolah sama sekali, seperti dialami Constance.

Pakar kesehatan memperingatkan, jika tak menggunakan produk higienis, kuman seperti salmonella dan E Coli sangat mungkin berkembang biak, menyebabkan infeksi pada daerah kewanitaan. "Para perempuan itu mengeluh gatal dan ada sensasi terbakar di vagina. Saat diperiksa di rumah sakit, kami melihat adanya infeksi jamur, infeksi saluran urogenital, dan tanda-tanda awal kanker rahim karena penyisipan di saluran vagina," kata Theresa Nkhoma, seorang aktivis Komunitas Pengasuhan Anak yang berada di bawah Kementerian Pelayanan Umum Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Sosial.

Editor : Stefanus Dile Payong

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut