JAKARTA – Banjir bandang menerjang Desa Tongo, Kecamatan Bonepantai, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Jumat 15/7) pagi. Dua rumah warga hanyut akibat derasnya arus saat peristiwa itu terjadi pada pukul 08.10 setempat atau WITA.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bone Bolango menginformasikan tidak ada warga yang menjadi korban atau luka-luka saat insiden berlangsung.
"Di samping itu, tidak ada evakuasi warga meskipun tinggi muka air mencapai 100 cm. Namun demikian, laporan yang diterima Pusat Pengendalian Operasi BNPB pada malam ini, sekitar pukul 20.00 WIB, genangan sudah mulai surut pada beberapa titik di desa terdampak," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, dalam keterangannya, Jumat.
Selain rumah hanyut, banjir bandang juga berdampak pada rumah warga 106 unit, puskesmas 1 unit, dan masjid 1 unit. Sedangkan dampak terhadap masyarakat, BPBD setempat mencatat sebanyak 106 KK atau 342 jiwa.
Pascakejadian, petugas BPBD bersama dinas terkait dan warga membersihkan material sampah dan lumpur. Kegiatan in dilakukan pada kawasan yang genangannya telah surut. Di samping itu, personel BPBD telah membagikan makanan siap saji dan asesmen di lokasi terdampak, sedangkan Dinas PUPR Kabupaten Bone Bolango mendistribusikan air bersih.
Sementara itu, petugas kesehatan memberikan pelayanan medis kepada warga. BPBD setempat menginformasikan, penanganan darurat dilakukan secara kolaborasi antara TNI, Polri, Tagana, relawan KSB Lumayi’o dan warga.
"Banjir di Desa Tongo ini terjadi setelah hujan intensitas sedang hingga lebat mengguyur wilayah pesisir pada pagi tadi," katanya.
Melihat prakiraan cuaca tiga hari ke depan, Provinsi Gorontalo masih berpeluang hujan disertai petir atau kilat dan angin kencang. Sedangkan prakiraan cuaca di kecamatan terdampak, terpantau cerah – cerah berawan pada esok hari (16/7).
Namun demikian, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap waspada dan siaga menghapdapi potensi bahaya susulan. Apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi lebih dari satu jam, warga diimbau untuk melakukan evakuasi sementara secara mandiri ke lokasi yang lebih aman.
Editor : Stefanus Dile Payong