get app
inews
Aa Read Next : Bank Indonesia Luncurkan 7 Pecahan Uang Rupiah Kertas Baru, Ini Penampakannya!

Dolar AS Menguat, Mata Uang Dunia Berguguran

Rabu, 06 Juli 2022 | 08:48 WIB
header img
Nilai tukar dolar AS menguat ke level tertinggi sejak 2022, pada penutupan perdagangan Selasa (6/7/2022). (Foto: Reuters)

NEW YORK, iNews.id - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada penutupan perdagangan Selasa (5/7/2022) atau Rabu (6/7/2022) dinihari WIB. Permintaan safe-heaven membawa dolar melonjak 1,6 persen ke level tertinggi sejak 2022. 

Pemesanan dolar yang besar sejak awal perdagangan memicu mata uang dunia berguguran. Euro merosot 1,7 persen ke posisi terendah dalam dua dekade karena lonjakan terbaru harga gas Eropa memicu kekhawatiran resesi.

Hal itu, juga menjadi penurunan satu hari terbesar untuk euro dan kenaikan satu hari terbesar dolar sejak pandemi Covid-19 mengguncang pasar keuangan, pada Maret 2020. Seperti dikutip Reuters, Rabu (6/7/2022), pesanan dolar AS yang besar di awal perdagangan pasar keuangan London, memicu reaksi berantai dan mempercepat penurunan euro saat menembus level terendah 2017 hingga jatuh ke 1,0236 dolar.

Volatilitas yang berat juga membuat euro turun ke level terendah terhadap franc Swiss sejak bank sentral Swiss (SNB) meninggalkan batas mata uangnya pada 2015. Euro jatuh juga terhadap pondsterling, meskipun kekhawatiran ekonomi dan politik telah meninggalkannya di bawah 1,20 dolar lagi. Tak hanya euro, mata uang lainnya juga jatuh karena kekhawatiran resesi melemahkan saham-saham di Eropa dan di Wall Street. Yen Jepang mendekati posisi terendah dalam 24 tahun lagi, dolar Kanada jatuh ke posisi terendah dalam 19 bulan, dan krona Norwegia jatuh lebih dari 2 persen karena aksi mogok pekerja perusahaan gas. 

Poundterling merosot ke level terendah dalam dua tahun terhadap dolar AS, karena krisis di pemerintahan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, menambah tekanan pada mata uang yang sudah terhuyung-huyung dari kekhawatiran resesi dan kebangkitan greenback. Pada 19.30 GMT, Poundsterling diperdagangkan 1,25 persen lebih rendah di 1,195 dolar. Dolar Australia juga jatuh meskipun negara itu mengalami kenaikan suku bunga 50 basis poin pertama berturut-turut, yang juga memperkuat kenaikan suku bunga tercepat sejak 1994. Pada penutupan perdagangan, dolar Australia turun 1,4 persen menjadi 0,677 dolar AS, setelah diperdagangkan setinggi 0,6895 dolar AS pada hari sebelumnya. Tercatat, dolar Australia sudah mengalami penurunan hampir 7 persen sepanjang tahun ini.

Penguatan dolar juga mendorong yen turun menuju level terendah 24 tahun, sebelum memangkas beberapa penurunan. Yen terakhir di 135,705 per dolar.


 

Editor : Stefanus Dile Payong

Follow Berita iNews Belu di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut