WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan mengunjungi keluarga korban penembakan di Sekolah Dasar Robb, Kota Uvalde, Texas. Sedikitnya 21 orang tewas dalam penembakan pada Selasa (24/5/2022) yang dilakukan Salvador Ramos, remaja 18 tahun.
Korban tewas terdiri atas 19 murid dan dua guru SD. Dalam pernyataannya di Gedung Putih, Biden mengatakan dia dan Ibu Negara Jill Biden akan berkunjung untuk menghibur keluarga korban dalam beberapa hari mendatang.
"Jill dan saya akan ke Texas dalam beberapa hari mendatang untuk bertemu keluarga dan memberi tahu mereka bahwa kami juga merasakan kepedihan mereka, dan, mudah-mudahan, bisa memberikan sedikit kenyamanan bagi masyarakat yang terkejut, berduka, dan trauma," kata Biden, dikutip dari Reuters, Kamis (26/5/2022).
Lebih lanjut Biden mengatakan dirinya sudah lelah dengan begitu seringnya penembakan di AS. Sekitar sepekan lalu dia mengunjungi Buffalo, New York, untuk menghibur keluarga dari 10 korban tewas akibat penembakan di sebuah supermarket. Penembakan itu bermotif rasial mengincar penduduk kulit hitam.
“Saya muak dan capek dengan ini,” kata Biden.
Rentetan kasus penembakan ini mengungkap kembali seberapa jauh pemerintah mampu mengendalikan akses ke senjata api, isu yang paling memecah belah di Amerika Serikat. Ada perdebatan di kalangan warga, membatasi akses senjata bisa menyelamatkan nyawa penduduk dari potensi penembakan.
Namun pihak lainyya berpendapat akses mendapatkan senjata bukanlah akar dari penembakan yang marak terjadi. Kepemilikan senjata oleh warga sipil dilindungi oleh Konstitusi AS. Biden mendesak Senat untuk segera mengesahkan Steven Dettelbach, sosok yang dipilihnya untuk mengepalai Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api dan Bahan Peledak. Tugasnya di antaranya menegakkan undang-undang kepemilikan senjata. Dettelbach menjalani fit and proper test di Senat pada Rabu.
Biden juga kembali mengkritik lobi senjata AS yang menentang upaya penerapan aturan lebih ketat pada industri senjata.
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait