LAMPUNG UTARA, iNews.id - Polisi mengungkap kasus kematian wanita berinisial AS (29), warga Desa Cempaka, Kecamatan Sungkai Jaya, Lampung Utara. Jasadnya ditemukan di ladang singkong Dusun Bumi Rejo, Desa Sawo Jajar, Kecamatan Kotabumi Utara, Kamis (21/8/2025) sore.
Kapolres Lampung Utara, AKBP Deddy Kurniawan, menjelaskan bahwa peristiwa bermula saat korban besama pelaku yang merupakan suaminya pulang dari tukang urut di wilayah Talang Karet. Dalam perjalanan, kata dia mereka terlibat cekcok dan masuk ke area ladang singkong.
“Di lokasi tersebut korban dan pelaku kembali bertengkar. Korban ingin pulang bekerja ke Mesuji, sementara pelaku melarang. Pertengkaran makin memanas hingga korban menendang pelaku. Pelaku kemudian emosi, mencekik korban, menginjak leher, lalu melilit leher korban dengan dalaman jilbab hingga tak sadarkan diri,” ujar AKBP Deddy, Jumat (22/8/2025).
Setelah kejadian, kata dia tim gabungan dari Polsek Kotabumi Utara, Unit PPA dan Tekab 308 Presisi bergerak cepat. Pelaku, lanjut dia ditangkap kurang dari dua jam setelah kejadian, tidak jauh dari lokasi.
Kasatreskrim Polres Lampung Utara, AKP Apfryyadi Pratama mengungkapkan, barang bukti yang diamankan antara lain sepeda motor Honda Beat putih BE 2693 TL, sandal jepit milik korban, kaus milik pelaku dan dalaman jilbab yang digunakan untuk menghabisi korban.
“Hasil pemeriksaan medis di RSUD Ryacudu Kotabumi menunjukkan korban mengalami sejumlah luka. Di antaranya lebam di leher bekas cekikan, memar di wajah, luka lecet di dahi, tangan, kaki, serta telinga kiri mengeluarkan darah,” kata AKP Apfryyadi.
Yang mengejutkan, setelah membunuh istrinya, RMS sempat mencoba mengakhiri hidupnya. “Usai menghabisi nyawa istrinya, RMS sempat berupaya mengakhiri hidup dengan menenggak racun tikus yang dibelinya di warung. Namun upaya tersebut gagal setelah pelaku berhasil diselamatkan petugas,” ucapnya.
Peringatan: Berita ini mengandung informasi mengenai kasus bunuh diri yang dapat berdampak emosional. Jika Anda dalam kondisi tidak stabil secara mental, sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga profesional atau layanan kesehatan jiwa.
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait
