Diancam Dibunuh 4 Pentolan OPM yang Menyerahkan Diri ke TNI Ternyata Masih Pelajar

Fahmi Firdaus, Evan Payong
Diancam Dibunuh KKB, 4 Pentolan OPM yang Menyerahkan Diri ke TNI Ternyata Masih Pelajar.( FOTO : MPI)

JAKARTA, iNewsBelu.id -  Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) menyebut bahwa empat orang yang kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah pelajar dan bukan anggotanya. Hal ini merupakan bentuk distorsi fakta dan pengaburan realitas di lapangan.

Keempat anggota OPM itu adalah Eden Tabuni, Eranus Tabuni, Yopi Tabuni, dan Kilitus Murib, secara sadar dan sukarela melakukan ikrar kembali ke NKRI. Proses tersebut disaksikan oleh aparat, tokoh masyarakat, tokoh adat, dan pemerintah setempat.

Kapuspen TNI Mayjen Kristomei Sianturi menegaskan, pernyataan resmi yang mereka ucapkan bukan hasil paksaan atau rekayasa, tetapi berdasarkan kesadaran pribadi setelah menyadari bahwa perjuangan bersenjata OPM atau KKB hanya membawa penderitaan dan tidak memberikan masa depan.

Kristomei juga membenarkan bahwa mereka sebelumnya adalah pelajar. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa keempatnya telah direkrut dan bergabung secara aktif dalam kelompok bersenjata OPM. 

“Mereka memilih kembali ke pangkuan NKRI setelah adanya konflik internal dan perpecahan dalam tubuh OPM, serta ketakutan akan ancaman pembunuhan dari sesama anggota OPM karena dianggap tidak loyal,”ujar Kristomei dalam keterangannya kepada Okezone, Senin (14/7/2025).

OPM kata dia mengeksploitasi dan merekrut anak remaja untuk kepentingan aksi kekerasan, hal merupakan bentuk pelanggaran terhadap hak anak dan hukum humaniter internasional (The Convention on the Rights Of The Child and The additional Protocol on the Involvement of Children in Armed Conflict).

“Status pelajar tidak serta merta menghilangkan keterlibatan mereka dalam aktivitas kelompok bersenjata,”ujar Jenderal Kostrad tersebut.

Menurutnya, banyak dokumentasi di lapangan menunjukkan bahwa OPM atau KKB kerap merekrut dan memanfaatkan anak-anak dan remaja sebagai kurir, penjaga pos, mata-mata, bahkan pelaksana operasi bersenjata. Maka sangat keliru jika hanya karena mereka tercatat di sekolah, lalu dianggap tidak pernah terlibat.

“Narasi TPNPB-OPM bahwa mereka tidak mengenal keempat nama tersebut di struktur organisasi mereka hanyalah siasat untuk menghindari malu dan menunjukkan bahwa kelompok mereka mulai kehilangan kader di akar rumput,”pungkasnya.

Editor : Stefanus Dile Payong

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network