JAKARTA, iNews.id - Pandemi Covid-19 membuat pesepak bola tanah air menganggur dan sulit berpenghasilan. Namun, beberapa di antara mereka pantang menyerah dengan mencari profesi lain demi menghidupi keluarganya.
Sudah dua tahun Indonesia belum lepas dari ancaman pandemi Covid-19. Segala sektor merugi karena virus tersebut, salah satunya kompetisi sepak bola.
Seluruh insan sepak bola nasional bersedih, dari pemilik klub hingga para fans. Tidak terkecuali para pesepak bola yang membela dengan klub mereka masing-masing. Diberlakukannya pembatasan ketat berkegiatan dan bersosialisasi agar mengurangi penyebaran virus membuat para pesepak bola menganggur dan minim penghasilan.
Namun, banyak di antara mereka pantang menyerah. Profesi lain pun dijalani agar dapur rumah tangga tetap ngebul sambil menunggu kompetisi bergulir dan pandemi usai.
Lalu siapa saja sih pesepak bola yang beralih profesi saat pandemi Covid-19? Berikut daftarnya:
1. Andri Muliadi
Sejak pandemi Covid-19 melanda, penggawa Borneo FC, Andri Mulyadi harus membawa keluarganya pulang kampung ke Aceh. Rasa panik jelas dia rasakan saat pandemi pertama kali muncul di tanah air.
Para pesepak bola, termasuk Andri, harus memutar otak demi menemukan keran penghasilan akibat terhentinya segala kegiatan dan kompetisi sepak bola nasional.
Dilansir dari berbagai sumber, Andri kini ikut mempromosikan dan ikut berjualan kopi milik mertuanya secara daring. Sebenarnya, Andri sudah memiliki bisnis di bidang penyewaan alat pesta. Namun, jenis usaha tersebut ikut terdampak karena pandemi ini.
2. Andritany Ardhiyasa
Merebaknya kedai kopi di sekitaran Ibu Kota Jakarta ikut menarik perhatian penjaga gawang Persija Jakarta, Andritany Ardhiyasa. Dia mulai tertarik menjadi pebisnis dengan mengikuti kakaknya yang berkecimpung di dunia usaha kedai kopi.
Adanya pandemi ini lantas membuat dirinya tidak bisa banyak melakukan aktivitas dan dirumahkan. Andritany pun berpikir hal apa yang bisa dilakukan agar tetap menghasilkan pendapatan. Akhirnya, dia menjatuhkan pilihan menjadi pengusaha kedai kopi.
Selain itu, dia juga merilis sebuah buku yang berjudul ‘Gagal Bukan Berarti Pecundang’. Menurut informasi yang dilansir dari akun Instagram pribadinya, buku ini sudah diterbitkan pada Mei 2021 dan berisi puluhan artikel pribadinya yang dimuat di blog miliknya.
3. Bagus Nirwanto
Kapten tim PSS Sleman, Bagus Nirwanto juga merasakan paceklik akibat pandemi Covid-19. Dia hanya mendapat separuh gaji, belum lagi kompetisi sepak bola yang harus dihentikan dan belum jelas kapan akan kembali digelar.
Demi membantu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Bagus memilih berjualan gula dan beras curah bersama sang istri. Pemain yang akrab disapa Munyeng itu mulai berjualan pada bulan Ramadan 1441 Hijriah lalu.
4. Komarodin
Kompetisi sepak bola yang masih belum ada membuat Komarodin banting setir menjadi pelatih sepak bola. Pemain PSIS Semarang ini ingin tetap produktif, meskipun sedang tidak bertanding. Komarodin diketahui menjadi pelatih di sebuah SSB atau Sekolah Sepak Bola di Kendal. Dia melatih anak-anak remaja berusia 15 tahun.
5. Yoga Eka Fermansyah Hera
Pesepak bola tanah air, Yoga Eka Fermansyah Hera beralih profesi menjadi seorang satuan pengamanan atau satpam di sebuah bank di Malang, Jawa Timur. Dia merasa harus tetap berpenghasilan, meskipun tidak ada liga atau kompetisi yang dijalankan selama pandemi ini.
Dikutip dari berbagai sumber, Yoga memilih bekerja di hari libur, yakni Sabtu dan Minggu. Sementara itu, Senin hingga Jumat dia gunakan untuk bermain sepak bola bersama sebuah tim amatir.
6. Yusuf Meilana
Pemain Persik Kediri, Yusuf Meilana memilih untuk menjadi pembudidaya ikan lele di tengah suasana yang serba tak menentu ini. Yusuf sebenarnya sudah memiliki usaha ini pada 2018. Berhubung pandemi Covid-19 belum juga kelar, Yusuf semakin fokus menjalankan bisnisnya itu. Usaha budidaya lelenya menjadi sumber utama pendapatan Yusuf hingga kompetisi belum berjalan normal.
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait