ATAMBUA, iNewsBelu.id - Anton Pain Ratu lahir pada tanggal 02 Januari 1929 buah hati pasangan ayah Kosmas Kopong Liat, seorang petani dan tengkulak yang merupakan Kepala Suku Ratumakin, kepala kampung, dan juga anggota majelis gereja dan mama Maria Boli Beraya, Anak Kepala Suku Atakela, pemimpin kelompok kerja perempuan di kampung, penjual tembakau dan dendeng ikan paus.
Anton Pain Ratu dikenal dengan anak yang rajin dan bijaksana, Anton Pain Ratu menjalani pendidikan dasar di SR Leworere, Tanah Boleng pada tahun 1939 dan pendidikan lanjutan di Vervolgd School, Larantuka tahun 1940 hingga 1942.
Anton Pain Ratu kemudian masuk ke Seminari St. Yohanes Berkhmans, Todabelu-Mataloko, Ngada sejak 1942 hingga 1950 dan juga Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero sejak tahun 1950 hingga 1958.
Pada 21 September 1982 ditahbiskan menjadi Uskup di Atambua, dengan jabatan sebagai Uskup Tituler Zaba dan menjadi Uskup Pembantu Atambua dengan moto tahbisan: “Maranata: Tuhan datang!” Pada tanggal 3 Februari 1984 diangkat menjadi Uskup Atambua dan pada tanggal 9 Mei 1984 menerima jabatan Uskup Atambua.
Mgr. Anton Pain Ratu pensiun sebagai Uskup Atambua pada 2 Juni 2007, dan digantikan oleh uskup Mgr Dominukus Saku Pr.
Pada usia ke 94 Tahun Uskup Emeritus Keuskupan Atambua, Uskup Antonius Pain Ratu dinobatkan menjadi Uskup tertua di Indonesia.
Saat ini Uskup Anton Pain Ratu tinggal di Keuskupan Atambua terkhusus di Paroki Kiupukan, Insana, Bitauni.
Beliau meski telah berusia lanjut, masih aktif membaca, menulis bahkan memimpin misa.
Mgr. Pain Ratu juga menjadi motor dalam menjalin keakraban para pemimpin agama di Kabupaten Belu dan Timor Tengah Utara (TTU), kawasan perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan Timor Timur (Timtim).
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait