“Dengan ketabahan rakyat kami dan kepahlawanan perlawanan kami, kami menghadapi kejahatan musuh, dimulainya kembali agresi Nazi (Israel), dan penargetan warga sipil,” katanya.
Gencatan senjata selama tujuh hari, yang dimulai pada 24 November lalu dan sempat diperpanjang dua kali, adalah jeda perang pertama antara Hamas dan Israel sejak meningkatnya eskalasi konflik pada 7 Oktober lalu.
Jeda tersebut memungkinkan terjadinya pertukaran tawanan Israel yang ditahan di Gaza dengan tahanan Palestina yang disekap zionis. Selain itu, gencatan senjata juga dapat memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah kantong Palestina itu.
Sebanyak 80 perempuan dan anak-anak Israel telah dibebaskan Hamas dengan imbalan pembebasan 240 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel. Semuanya tawanan Palestina adalah perempuan dan remaja. Selain itu, ada tambahan 25 tawanan warga negara asing sebagian besar pekerja pertanian asal Thailand juga dibebaskan berdasarkan kesepakatan paralel. Para mediator telah berupaya untuk memperpanjang gencatan senjata antara kedua pihak, dengan menemukan formula agar pembebasan tawanan terus berlanjut.
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait