MERANGIN, iNewsBelu.id – Kasus kematian gadis berinisial SF (21) sebulan lalu mendadak menghebohkan warga Desa Sidoharjo, Kecamatan Tabir Lintas, Kabupaten Merangin, Jambi. Hal ini setelah terungkap penyebab korban meninggal dunia diduga akibat meminum racun potas untuk menggugurkan kandungan.
Informasi dirangkum iNews, awalnya korban dilarikan ke rumah sakit dan meninggal dunia pada Minggu (13/8/2023). Jenazah lalu dibawa keluarga untuk dikebumikan dan kasusnya coba ditutupi serapat mungkin pihak keluarga pacar korban.
Kabar yang berembus, keluarga diduga pelaku dan korban sudah bertemu dan bahkan sepakat ingin berdamai dengan kompensasi uang Rp200 juta. Namun hal itu gagal dilakukan hingga permasalahan ini tercium polisi. Bukan tanpa alasan, kasus ini sebelumnya sempat tak terendus dan mulai heboh setelah keluarga korban curiga dan membuka handphone anak mereka. Dalam HP tersebut ditemukan isi percakapan antara korban dan pacarnya untuk menggugurkan kandungan.
Terkait hal ini, Kapolres Merangin AKBP Ruri Roberto mengatakan pihaknya sudah mulai melakukan penyelidikan. "Dari beberapa bukti yang kami kumpulkan, salah satunya bukti percakapan antara korban dan diduga pacarnya.
Kami juga sudah gelar kasus dan akan segera tindak lanjuti. Dalam waktu dekat kami akan segera panggil saksi-saksi untuk dimintai keterangan," ujar Ruri Roberto, Jumat (29/9/2023).
Diketahui, korban berinisial SF (21) diduga hamil di luar nikah akibat pergaulan bebas dengan kekasihnya P (23) warga Desa Tegal Rejo Kecamatan Tabir Lintas. Pemuda P diduga berupaya untuk menggugurkan kandungan tersebut usai tahu kekasihnya hamil.
Dalam percakan keduanya di WhasApp , P memerintahkan SF untuk menggugurkan kandunganya dengan cara memimun racun potas. Hingga akhirnya korban SF meminum racun dengan mencampurkan ke dalam teh yang dibuat korban.
Tak berapa lama korban mengalami mual-mual serta muntah dan mengeluh sakit perut bahkan mengeluarkan busa di mulut lalu tak sadarkan diri. Korban sempat dilarikan ke sebuah klinik di Kecamatan Margo Tabir, namun nyawanya tidak tertolong.
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait