Kepala Desa Leowalu, Ignasius Bau mengatakan, awalnya bukit Turlolo digusur untuk membangun lapangan sepak bola Desa namun
lapangan tersebut mubazir. Tak hanya lapangan yang mubazir, lokasi tersebut justru menimbulkan persoalan baru yakni longsor setiap
tahun.
"Untuk mengantisipasi longsor berkepanjangan, pemerintah desa "menyulap" lokasi itu dari bekas lapangan sepak bola menjadi hutan
lindung desa dan mulai dilakukan penanaman pohon bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Belu dan teman - teman jurnalis pada hari ini,"
ujar Ignas.
Kepala Desa menambahkan Jika tidak ditanami pohon maka akan terjadi longsor setiap tahun yang bisa saja menimbulkan dampak lebih
besar bagi masyarakat. Kepada masyarakat Leowalu saya ingatkan untuk menjaga dan melihara anakan pohon sampai jadi. Masyarakat
diminta untuk menertibkan ternak agar tidak masuk ke lokasi yang dapat merusak anakan pohon yang sudah ditanam.
"Saya himbau masyarakat supaya jaga dan rawat itu anak pohon sampai jadi sehingga hasilnya kita bisa merasakan ke depannya. Dan
kalau Ibu Kadis bersama teman yang lain datang lagi di desa ini, bisa melihat hasilnya," Katanya.
Ignasius menyampaikan ucapan terima kasih kepada kadis kesehatan dan Ketua IJTI NTT yang telah memilih Desa Leowalu sebagai
sasaran kegiatan penghijauan.
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait