JAKARTA, iNewsBelu.id - Kasus pembunuhan Brigadir J sangat menggemparkan Indonesia. Mulai dari drama yang dibuat oleh pihak Ferdy Sambo yang merupakan dalang utama dari kasus ini, hingga terseretnya puluhan polisi yang diduga bekerja sama dengan Ferdy Sambo di balik tewasnya Brigadir J.
Besarnya kasus pembunuhan ini melibatkan banyak orang penting untuk mengungkap kebenaran dan menyelesaikan kasus secara transparan. Berikut beberapa profesi yang terlibat dalam penyelesaian kasus tewasnya Brigadir J dilansir dari berbagai sumber.
1. Polisi
Pada kasus Brigadir J, Polri menjalankan tugas dengan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1. Pengawasan untuk memberikan penjaminan kualitas melalui proses audit, review, pemantauan tindak lanjut, dan evaluasi.
2. Pengawasan untuk memberikan konsultasi, antara lain melalui konsultasi, sosialisasi, dan asistensi.
3. Penyusunan dan perumusan kebijakan penyelenggaraan pengawas di lingkungan Polri.
4. Pelaksanaan analisa evaluasi atas hasil pelaksanaan pengawasan.
2. Jaksa
Jaksa berperan penting untuk mengungkap kebenaran secara transparan. Total ada 30 jaksa yang disiapkan untuk menangani kasus Brigadir J ini. Penunjukkan 30 jaksa dilakukan menyusul setelah diterimanya surat pemberitahuan dimulainya penyidikan (SPDP) dari Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri. Nantinya jaksa juga akan ikut melakukan rekonstruksi saat pelimpahan berkas I terhadap 4 tersangka kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.
3. Dokter Forensik
Dokter forensik pada kasus ini memiliki tugas untuk melakukan autopsi jenazah Brigadir J untuk mengetahui penyebab kematiannya. Hasil autopsi yang dilakukan oleh Persatuan Kedokteran Forensik Indonesia (PDFI) langsung diserahkan ke Bareskrim Polri. autopsi terhadap Brigadir J dilakukan dua kali dan menghasilkan fakta bahwa Brigadir J tewas akibat luka tembak.
4. Psikolog dan Psikolog Forensik
Salah satu tugas psikolog pada kasus ini yaitu mengamati kenapa penyebab kasus Brigadir J ini tidak mudah diungkap. Selain itu, sebelum Ferdy Sambo mengakui perbuatannya, istrinya yang mengaku sebagai korban pelecehan Brigadir J juga mendapat pendampingan dari psikolog.
Psikologi Forensik sendiri merupakan spesialis klinik kejiwaan (psikologis) di ranah hukum. Pada kasus ini, psikologi forensik melarang keluarga Brigadir J untuk membuka peti jenazah Brigadir J. Hal itu untuk mencegah terjadinya trauma.
5. Pengacara
Pengacara Brigadir J menjadi salah satu orang terpenting untuk menyelesaikan kasus pembunuhan berencana ini. Pengacara mengumpulkan bukti-bukti kebenaran atas dituduhkan yang dilakukan kepada kliennya. Pengacara juga menanyakan barang-barang miliki Brigadir J yang bisa menjadi alat bukti bahwa kliennya tersebut tidak salah.
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait