Ubah Teluk Faroe Jadi Merah Darah Ratusan Lumba-lumba Dibantai dengan Tombak

berlianto
Ratusan lumba-lumba hidung botol dibantai dengan tombak membuat teluk di Kepulauan Faroe berwarna merah darah. Foto/Daily Star

“Pembunuhan 100 ekor lumba-lumba ini merupakan sinyal politik untuk menunjukkan kepada dunia bahwa para pemburu lumba-lumba di Kepulauan Faroe tidak peduli dengan pendapat rakyatnya sendiri atau masyarakat internasional," ujarnya. 

"Kami sangat berharap Inggris dan Uni Eropa akan menanggapi posisi ini dengan tekanan diplomatik dan ekonomi yang diperlukan," imbuhnya seperti dikutip dari Daily Star, Minggu (31/7/2022).

Sebuah petisi baru-baru ini berhasil mengumpulkan 1,3 juta tanda tangan dari seluruh dunia yang menyerukan agar perburuan lumba-lumba segera dihentikan. WDC mengklaim bahwa jajak pendapat di antara orang Faroe sendiri menunjukkan mayoritas penduduk merasa perburuan harus diakhiri. 

Ini karena daging lumba-lumba hidung botol tidak banyak diminati, dan spesies ini tidak termasuk dalam penggilingan paus pilot tradisional - di mana spesies yang terakhir juga disembelih di sepanjang teluk pulau.

Tahun lalu, gambar-gambar mengerikan dari pembantaian lumba-lumba terbesar yang tercatat di Kepulauan Faroe menunjukkan ribuan bangkai yang melapisi pantai dan laut yang menjadi merah karena darah mereka. Pemburu di kepulauan terpencil itu dikatakan telah membunuh 1.428 hewan selama satu minggu di bulan Juni tahun lalu; korban terbesar yang pernah tercatat dari perburuan tahunan tradisional yang berusia seabad. 

Gambar-gambar mengerikan yang menunjukkan hasil perburuan menunjukkan lusinan lumba-lumba sisi putih berbaris di perairan dangkal pantai Kepulauan, tergeletak di air yang berwarna merah akibat darah mereka dengan luka yang dalam terlihat di badan mereka.

Festival mengerikan ini dikenal sebagai grindadrap atau "menggiling", yang berasal dari zaman Viking. Menurut data yang disimpan oleh Kepulauan Faroe, yang semi-independen dan bagian dari wilayah Denmark, hingga 1.000 mamalia laut terbunuh setiap tahun selama acara tersebut. Angka itu tahun lalu hanya mencakup 35 lumba-lumba sisi putih.

Festival mengerikan ini dikenal sebagai grindadrap atau "menggiling", yang berasal dari zaman Viking. Menurut data yang disimpan oleh Kepulauan Faroe, yang semi-independen dan bagian dari wilayah Denmark, hingga 1.000 mamalia laut terbunuh setiap tahun selama acara tersebut. Angka itu tahun lalu hanya mencakup 35 lumba-lumba sisi putih.

Editor : Stefanus Dile Payong

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network