ATAMBUA,iNews.id - Upaya pemerintah Kabupaten Belu dalam memerangi stunting terus gencar dilakukan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur yang berbatasan langsung dengan Timor Leste.
Berdasarkan data yang dicatat Dinkes Kabupaten Belu , hingga Agustus 2021, kasus Stunting di Kab Belu terjadi penurunan dibandingkan Februari 2021 lalu. Di mana kasus stunting saat ini terdata hampir terdapat di seluruh Kecamatan diwilayah Kabupaten Belu.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Belu drg Ansilla Eka Mutty kepada iNews mengatakan, saat ini pihaknya gencar untuk melakukan berbagai upaya-upaya pencegahan stunting.
Upaya pencegahan stunting ini sudah kita lakukan sejak lama, seperti melakukan posyandu, pengaturan pola makanan, pola asuh anak, pegecekan ketersedian sumber air bersih, kesehatan dan lainnya," ungkap drg Ansilla Sabtu (02/07/2022).
"Hari ini kita laksanakan kegiaran pemeriksaan rutin untuk anak - anak dan juga ibu hamil ini merupakan langkah atau intervensi pemerintah untuk menurunkan angka stunting pada anak-anak terutama bayai dua tahun dengan melakukan pendataan yang lebih detail terkait anak yang bersangkutan," ujar drg Ansilla.
drg Ansiila juga menambahkan setelah dilakukan pemeriksaan selanjutnya di konsultasikan ke spesialis anak untuk mendapatkan resep maupun rekomendasi selanjutnya yang akan ditindak lanjuti oleh petugas gizi Puskesmas maupun dokter di Puskesmas agar bisa membantu anak stunting dalam hal kesehatannya maupun kemajuan perkembangan nya, untuk diberikan PMT, " ungkapnya.
Sedangkan bagi ibu hamil KEK ( Kurang Energi dan Kalori) yang berpotensi melahirkan anak stunting, juga kita konsulkan sejak awal ke spesialis kandungan agar membantu ibu tersebut agar tidak melahirkan anak stunting dan sebagai upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Untuk kegiatan posyandu sendiri pihak nya selalu berkunjung ke setiap desa untuk memastikan berat badan anak dan tinggi badan anak anak balita serta pemberian vitamin.
Kadinkes juga menambahkan pencegahan ini terus kita lakukan dengan membangun sinergitas lintas sektor namun untuk daerah yang sudah terjadi kasus stunting ini tetap kita lakukan intervensi dan cek rutin kesehatan mereka, baik itu terkait makanan tambahan ataupun pendampingan lainnya, pihaknya pun saat ini fokus untuk melakukan pencegahan stunting bagi remaja.
" Petugas kesehatan akan selalu hadir ke tengah masyarakat bersama dengan pemerintah desa untuk terus melakukan pendampingan dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat akan penting nya kesehatan bagi ibu hamil dam anak- anak remaja," katanya.
Pencegahan stunting sebetulnya dimulai dari remaja jelang pernikahan, selain itu masuk kepada ibu hamil dan ibu melahirkan hingga anak berusia dua tahun," ungkapnya.
Dan untuk ibu hamil kami berupaya memberikan informasi terkait kesehatan yang harus diketahui ibu hamil. Dan setelah melahirkan kita intervensi pentingnya Asi eksklusif. Dan kita juga bekerja sama dengan Dinas pendidikan dan dinas terkait lainya untuk sama - sama bersinergi dalam penanganan stunting ini," ujarnya.
Di kabupaten Belu sendiri data jumlah stunting saat ini masih berkisar 17, 9 % jadi upaya kita melakukan pencegahan stunting saat ini akan dimulai dari usiaa remaja. unutk itu kita telah melalukan sosialisasi ke tengah masyarakat dengan membangun kerjasama dengan pemerintah desa di masing-masing kecamatan agar anak ini terjaring dan bisa terintevensi dalam pencegahan stunting ini," ungkapnya.
Berharap melalui pendeteksian dini pada anak remaja ini dapat menekan angka stunting di kabupaten Belu.
"Untuk saat ini di wilayah Kecamatan kita terdapat 150 anak balita menderita stunting dan langkah yang kita lakukan saat ini adalah memberikan makanan tambahan dan selalu kita pantau perkembangan nya," ujarnya.
Selain kita juga membangun komunikasi dengan pemerintah Desa yang warga nya terdapat anak - anak menderita stunting agar sama - sama kita bersinergi untuk mengatasi persoalan stunting ini.
Editor : Stefanus Dile Payong
Artikel Terkait