Trauma Dikejar KKB, Dianiaya hingga Lompat ke Jurang, Nakes: Kami Tak Ingin Kembali ke Pedalaman
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2021/09/21/e69ba_papua.jpg)
JAYAPURA, iNews.id - Tenaga kesehatan (nakes) yang menjadi korban penganiayaan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, hingga kini masih trauma. Para nakes yang hingga kini masih dirawat di RS Marthen Indey, Jayapura, mengaku tidak ingin kembali lagi bertugas di sana.
Kristina Sampe Tonapa dan Katrianti Tandila dengan tersendat-sendat kembali mengisahkan insiden yang mereka alami. Saat insiden pembakaran dan perusakan terjadi, keduanya bersama dr Restu Pamanggi, Katrianti Tandila dan Emanuel Abi melarikan diri dengan melompat ke dalam jurang yang ada di dekat puskesmas.
Massa yang merupakan masyarakat Kiwirok ikut mengejar dengan membawa panah dan senjata tajam hingga sempat melukai mereka para nakes. "Kami berempat yakni saya, Katrianti Tandila, Marselinus Ola Atanila dan almarhum Gabriela Meilan lompat ke jurang. Namun, mereka tetap mengejar dan menganiaya," katanya.
Atas kejadian ini, Katriana Sampe yang mengalami luka tusuk benda tumpul di paha ini mengaku trauma. Dia tidak ingin kembali bertugas ke pedalaman.
Katrina Sampe mengaku sudah lima tahun sebagai tenaga honorer kesehatan yang direkrut Dinas Kesehatan Pegunungan Bintang. Namun, baru kemarin dia mengalami insiden yang tidak akan dilupakan seumur hidup.
"Kami tidak ingin kembali bertugas ke pedalaman karena trauma," kata kedua nakes secara bergantian.
Kapendam XVII Cenderawasih Kol Arm Reza menyatakan, kedua nakes masih dirawat untuk mengobati luka yang mereka derita. Mereka juga diberi pendampingan dari psikolog agar mengurangi trauma yang dialaminya.
"Kodam XVII Cenderawasih memberikan perawatan dan pendampingan kepada mereka hingga sembuh dan kembali ke keluarganya, " kata Kol Arm Reza.
Editor : Stefanus Dile Payong