Terungkap! Pesawat Air India Jatuh Tewaskan 260 Orang Diyakini Ulah Bunuh Diri Pilot

NEW DELHI, iNewsBelu.id - Seorang pakar penerbangan meyakini tragedi jatuhnya pesawat Air India yang menewaskan 260 orang pada 12 Juni lalu adalah akibat dari bunuh diri kapten pilot. Keyakinan ini muncul setelah informasi baru dari penyelidikan terungkap.
Detail terbaru dari penyelidikan kecelakaan itu menunjukkan seorang pilot senior mematikan sakelar yang mengendalikan aliran bahan bakar ke mesin pesawat.
Penilaian oleh pejabat Amerika Serikat (AS) atas investigasi kecelakaan pesawat Air India di Ahmedabad telah mengalihkan fokus kepada kapten pilot Sumeet Sabharwal, menurut laporan Wall Street Journal.
Kapten Sabharwal diyakini telah memindahkan sakelar ke posisi "cut off" tak lama setelah penerbangan Air India 171 keluar dari landasan, menurut analisis dari kotak hitam pesawat yang telah ditemukan.
Pakar penerbangan dari Sky News, Kapten Byron Bailey, mengatakan pada hari Kamis (17/7/2025) bahwa dia dan rekan-rekannya yakin atas analisis tersebut. "Secara langsung...satu-satunya cara hal ini bisa terjadi adalah jika kapten mematikan sakelar," katanya.
"Sakelar pertama, yang berada tepat di sebelah kanannya, (digerakkan) tiga detik setelah lepas landas dan sakelar kedua satu detik kemudian," paparnya.
Kapten Bailey mengatakan co-pilot kemungkinan sedang menerbangkan pesawat, sehingga hanya pilot senior yang memantau penerbangan yang mampu menggerakkan sakelar mekanis.
"Mereka membutuhkan upaya fisik yang sangat besar untuk mengangkat sakelar, menaikkannya ke atas...dan menurunkannya kembali. Jadi, itu harus dilakukan oleh salah satu pilot," katanya.
"Yang sangat jelas bagi pilot adalah, tiga detik setelah lepas landas adalah waktu yang tepat untuk melakukan ini," imbuh Bailey.
Dia menjelaskan bahwa jika dilakukan lebih cepat, pilot yang sedang terbang akan dapat mengambil tindakan mengelak dan mengerem, dan kemudian akan memberi waktu bagi mesin untuk pulih.
"Kami pikir ini pasti bunuh diri kapten," imbuh Bailey.
Pilot Bertanya 'Mengapa'
Temuan awal dari Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat Udara India (AAIB) terkait kecelakaan tersebut menyatakan bahwa salah satu pilot bertanya kepada pilot lainnya mengapa sakelar dipindahkan.
"Dalam rekaman suara kokpit, salah satu pilot terdengar bertanya kepada pilot lainnya mengapa dia mematikan pesawat. Pilot lainnya menjawab bahwa dia tidak melakukannya," katanya.
Wall Street Journal mengutip pilot AS yang telah membaca laporan AAIB yang mengatakan bahwa Co-pilot Clive Kunder kemungkinan besar kewalahan menerbangkan pesawat ketika sakelar bahan bakar dimatikan.
Itu berarti Kapten Sabharwal, yang sedang memantau, kemungkinan besar memindahkan sakelar tersebut.
Kapten Sabharwal adalah seorang veteran di industri penerbangan, sementara Kunder berusia awal 30-an dan masih membangun kariernya.
Boeing 787-8 Dreamliner yang mereka terbangkan sedang dalam perjalanan dari Ahmedabad di India barat ke London ketika jatuh, menewaskan semua kecuali satu dari 242 orang di dalamnya serta 19 orang di darat.
Dalam laporan setebal 15 halaman yang dirilis minggu ini, AAIB menyatakan bahwa setelah pesawat mencapai kecepatan tertinggi yang tercatat, saklar pemutus bahan bakar Mesin 1 dan Mesin 2 beralih dari posisi RUN ke posisi CUT-OFF satu demi satu dengan selisih waktu 0,1 detik.
Saklar-saklar tersebut dihidupkan kembali sekitar 10 detik kemudian, menurut temuan AAIB.
Kapten Sabharwal (56) digambarkan oleh teman-temannya sebagai seorang pria keluarga yang bertutur kata lembut dan berdedikasi, yang memulai kariernya di tahun 1990-an.
Campbell Wilson, CEO Air India, minggu ini mengatakan kepada staf dalam sebuah memo bahwa penyelidikan masih "jauh dari selesai".
"Selama 30 hari terakhir, kita telah menyaksikan siklus teori, tuduhan, rumor, dan berita utama sensasional yang berkelanjutan, banyak di antaranya kemudian dibantah," kata Wilson.
Asosiasi Pilot Komersial India mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka sangat terganggu oleh narasi spekulatif seputar kecelakaan Air India. "Terutama insinuasi yang sembrono dan tidak berdasar tentang bunuh diri pilot," kata asosiasi tersebut.
"Sama sekali tidak ada dasar untuk klaim semacam itu pada tahap ini," lanjut asosiasi itu dalam sebuah pernyataan. "Klaim tersebut sangat tidak sensitif terhadap individu dan keluarga yang terlibat."
"Bersugesti bunuh diri pilot tanpa bukti yang terverifikasi merupakan pelanggaran berat terhadap pelaporan etika dan merugikan martabat profesi," katanya.
Komentar tersebut muncul setelah laporan media mempertanyakan riwayat kesehatan mental pilot senior tersebut, termasuk bahwa dia telah mengambil cuti dalam beberapa tahun terakhir karena alasan pribadi.
Menurut rekan-rekannya, Kapten Sabharwal dikenal sebagai "pria yang sangat pendiam" selama sekolah penerbangan, dan mengatakan bahwa dia sangat menyukai terbang.
Sedangkan co-pilot Kunder dikenang oleh saudara perempuannya, Camille, sebagai pilot yang bersemangat yang berpura-pura menerbangkan pesawat semasa kecil.
Sementara itu, baik India maupun Singapura memerintahkan maskapai mereka untuk memeriksa sakelar bahan bakar pada beberapa model Boeing, sedangkan Korea Selatan akan melakukan hal yang sama setelah perangkat tersebut diawasi minggu ini.
Editor : Stefanus Dile Payong