get app
inews
Aa Text
Read Next : 985 Ekor Sapi Dikurbankan Oleh Presiden Prabowo Kepada Masyarakat Indonesia

Idul Adha Berdarah 1962, Penembak Melihat Presiden Soekarno Terbelah Jadi Dua saat Sholat Id

Jum'at, 06 Juni 2025 | 18:28 WIB
header img
Kisah Idul Adha Berdarah 1962, Penembak Melihat Soekarno Terbelah Jadi Dua saat Sholat Id.( Foto : MPI)

JAKARTA, iNewsBelu.id -  Hari Raya Idul Adha, pada Jumat (6/6/2025). dirayakan seluruh umat muslim di seluruh dunia.  Umat Islam akan melaksanakan Salat Idul Adha yang kemudian dilanjutkan dengan prosesi penyembelihan hewan kurban.

Namun, Hari Raya Idul Adha pada 1962, yang jatuh di tanggal 14 Mei, terdapat sebuah peristiwa berdarah di mana kala itu sang proklamator Soekarno melaksanakan Salat Id di Masjid Baiturahim, bersama sejumlah pejabat negara lainnya.

Nyawa “Putra Sang Fajar” terancam teror nyata dengan adanya penembakan dari salah satu jamaah di belakang shaf sang pemimpin besar revolusi.

Dikutip dari buku ‘Sukarno, Tentara, PKI: Segitiga Kekuasaan Sebelum Prahara Politik 1961-1965’, Sanusi Firkat, simpatisan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) melepaskan sejumlah tembakan dari jarak 5-6 meter dari belakang.

Peristiwa itu terjadi ketika kegiatan sholat itu tengah memasuki rakaat kedua. Beruntung, tembakan Sanusi dari empat shaf di belakang Soekarno itu meleset. Tapi tembakannya mengenai bahu imam Salat Id yang juga Ketua DPR kala itu, Zainul Arifin.

Empat jamaah lainnya juga turut terluka, yakni Ketua Nahdlatul Ulama pada saat itu, KH Idham Chalid, Pengawal Presiden Ipda Darjat, Pengawal Presiden Brigadir Susilo dan pegawai istana Momahad Noer.

Dengan sigap, Komandan Detasemen Kawal Pribadi Presiden, Mangil Martowidjojo yang kebetulan pada saat itu memilih tak melaksanakan salat, menyergap si penembak.

Berdasarkan pengakuan Sanusi di kemudian hari, tembakannya meleset karena pada saat itu, Sanusi bak melihat sosok Soekarno terlihat “jadi dua”, hingga gagal memfokuskan arah tembakannya.

Sanusi kemudian divonis mati. Tapi seperti termaktub dalam buku ‘Dari Revolusi 45 sampai Kudeta 66: Kesaksian Wakil Komandan Tjakrabirawa’, Soekarno merasa iba untuk menandatangani dokumen eksekusi Sanusi.

Upaya pembunuhan Soekarno yang kelima kalinya itu kemudian memunculkan tersangka baru, seorang kiai dari Bogor, H. Moh. Bachrum yang dituduh sebagai otak penembakan itu.

Meski turut diseret ke bui di RTM (Rumah Tahanan Militer), kemudian di Rutan Salemba, Kiai Bachrum pada akhirnya mendapat grasi dan menghirup udara bebas.


 

Editor : Stefanus Dile Payong

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut