KIEV, iNews.id - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan kekecewaannya dengan sikap Israel terhadap negaranya. Pernyataan ini diungkapkan Zelensky saat Ukraina masih mendapat serangan berat Rusia setiap hari.
Zelensky berbicara dengan wartawan di lokasi yang dirahasiakan pada Kamis (3/3/2022). Dia berterima kasih kepada para wartawan dan memberi tahu mereka,
"Kalian adalah orang-orang pemberani." Menurut Ynet News pada Sabtu (5/3/2022), Zelensky mengatakan dia mengharapkan Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett dapat lebih mendukung Ukraina karena invasi oleh Rusia.
"Hari ini, saya melihat gambar indah orang-orang yang terbungkus bendera Ukraina di Tembok Barat, berdoa untuk negara ini," ujar Zelensky berbagi, menurut Ynet News. "Saya bersyukur untuk itu," papar dia.
Zelensky menambahkan, "Saya berbicara dengan para pemimpin Israel. Kami memiliki hubungan yang layak, tetapi itu diuji pada saat krisis. Saya tidak merasa bahwa pemerintah Israel telah membungkus dirinya dengan bendera Ukraina."
Para wartawan digiring ke beberapa lokasi sebelum tiba di lokasi konferensi pers, di mana Zelensky diapit para pengawal bersenjata.
Zelensky dengan pengamanan super ketat itu tampaknya takut akan ancaman pembunuhan oleh agen pemerintah Rusia.
Zelensky mengatakan kepada wartawan, "Tentara Rusia sepuluh kali lebih besar dari kita. Mereka tidak mempertimbangkan nyawa prajurit mereka yang hilang."
"Mereka membawa krematorium untuk membakar mayat, dan tidak melaporkan jumlah korban mereka," ujar dia. Dia menyatakan siap membahas masalah ini secara langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. "Apakah kamu menginginkan kedamaian?" Zelensky bertanya.
"Duduk dan bicaralah dengan saya tetapi tidak dari jarak 30 meter seperti dengan (Presiden Prancis) Macron. Saya tetangga Anda, saya pria normal," tegas dia.
Israel telah mengirim konvoi bantuan ke Ukraina dan berencana mendirikan rumah sakit lapangan di negara itu. Tampaknya Ukraina menginginkan lebih dari itu dari Israel. Bantuan persenjataan dari Israel sangat diharapkan Ukraina yang saat ini membutuhkan pasokan senjata untuk melawan Rusia.
Editor : Stefanus Dile Payong