MOSKOW, iNews.id - Presiden Vladimir Putin menuntut empat syarat untuk mengakhiri operasi militer Rusia di Ukraina . Hal itu disampaikan saat berbicara via telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Dalam pembicaraan itu, Macron meminta Putin untuk menyelamatkan warga sipil di Ukraina. Demikian disampaikan kantor presiden Prancis dalam sebuah pernyataan. Kantor Macron mengatakan dalam panggilan telepon 90 menit bahwa dia telah meminta pemimpin Rusia untuk menghentikan serangan terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil di Ukraina, dan mengamankan jalan raya utama, khususnya jalan dari selatan Kiev.
"Presiden Putin menegaskan kesediaannya untuk membuat komitmen pada tiga poin ini," bunyi pernyataan itu. Macron juga meminta Putin untuk menghormati hukum humaniter internasional, dan mengizinkan pengiriman bantuan mencapai populasi.
Sementara itu, Putin mengajukan empat syarat yang harus dipenuhi untuk mengakhiri pertempuran Rusia di Ukraina.
"Vladimir Putin menekankan bahwa penyelesaian hanya mungkin jika kepentingan keamanan sah Rusia diperhitungkan tanpa syarat, pengakuan kedaulatan Rusia atas Crimea, demiliterisasi dan denazifikasi negara Ukraina dan memastikan status netralnya," kata Kremlin menyimpulkan transkrip panggilan telepon Putin dengan Macron, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (1/3/2022).
Sementara itu, di Belarusia, kantor berita negara Belta meleporkan bahwa delegasi Ukraina dan Rusia telah mengadakan pembicaraan di sebuah vila milik Presiden Belarusia Alexandre Loukashenko, dekat perbatasan Belarusia-Ukraina. Menjelang negosiasi, kepresidenan Ukraina telah menuntut segera gencatan senjata dan penarikan pasukan Rusia.
Kiev awalnya enggan mengirim delegasi ke Belarusia, mengingat peran negara itu dalam memfasilitasi serangan Rusia ke Ukraina dengan menampung pasukan dan persenjataan yang digunakan untuk invasi. Pada hari Minggu, pemerintah di Minsk setuju untuk mengizinkan Moskow memasang senjata nuklir di wilayah Belarusia. Presiden Zelensky tidak berpartisipasi dalam pembicaraan, yang dipimpin oleh Menteri Pertahanannya, Oleksiï Reznikov dan penasihat presiden Rusia Vladimir Medinsky.
Saat pembicaraan berlangsung, sedikitnya 11 warga sipil tewas dalam serangan Rusia di kota terpadat kedua di Ukraina, Kharkiv. Selain itu, puluhan orang lainnya terluka.
"Musuh Rusia sedang mengebom daerah pemukiman," tulis Oleg Sinegubov di aplikasi pesan Telegram.
"Sebagai akibat dari pengeboman yang sedang berlangsung, kami tidak dapat memanggil layanan darurat...saat ini ada 11 orang tewas dan puluhan luka.
" Ekonomi Rusia dilaporkan berada dalam kesulitan serius sebagai akibat dari sanksi internasional sebagai tanggapan atas krisis tersebut. Banyak bank Rusia telah dikeluarkan dari sistem SWIFT, yang digunakan untuk menyelesaikan perdagangan internasional, dan bank sentral Rusia telah melihat aset asingnya dibekukan, membuat Moskow kehilangan akses ke dana darurat ini. Rubel kehilangan 30 persen nilainya pada awal perdagangan Senin.
Editor : Stefanus Dile Payong