JAKARTA, iNewsBelu.id - Prabowo Subianto menyebut ada 2 tokoh muda yang disiapkan untuk menjadi Presiden berikutnya yakni Gibran Rakabuming Raka dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Hal itu disampaikan Prabowo di hadapan ribuan pendukungnya di Blitar, Jawa Timur, Minggu (17/12/2023).
Wakil Deputi II Generasi Y dan Z Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Tim Pemenangan Muda Ganjar Pranowo-Mahfud MD), Achyar Al Rasyid heran dengan statement Prabowo yang belum terpilih menjadi presiden tapi sudah memberikan janji kepada dua orang lain untuk menjadi pemimpin selanjutnya.
Meskipun yang dimaksud dengan "pemimpin selanjutnya" ini mengandung makna yang bias, tetapi Achyar menilai pernyataan Prabowo yang disampaikan di hadapan publik ini memberi makna bahwa dia lebih memberikan apresiasi kepada Gibran dan AHY ketimbang jutaan anak muda lain di Indonesia.
"Seharusnya, statement Prabowo itu adalah 'saya siap membuka kesempatan kepada seluruh anak muda di Indonesia untuk menjadi pemimpin Indonesia masa depan', bukan malah menyebut nama, dan nama itu hanya 2 orang, yang diharapkan oleh pribadi Prabowo untuk menjadi pemimpin selanjutnya di Indonesia," kata Achyar.
"Menurut kami pernyataan Prabowo ini sangat mengalienasi proses dari jutaan hidup dan belajar dari anak-anak muda di Indonesia, dan menurut kami ini adalah wujud sikap Prabowo yang tidak pro terhadap merit system, di mana semua anak muda memiliki peluang yang sama di masa depan," tambahnya.
Achyar menambahkan, pernyataan Calon Presiden Prabowo Subianto ini sama saja menghalangi lahirnya potensi pemimpin yang sejati, yaitu pemimpin yang berasal dari lapisan masyarakat biasa dan memiliki pemahaman yang lebih mendalam terhadap kebutuhan rakyat.
“Dalam sebuah negara yang berlandaskan pada prinsip-prinsip demokrasi, setiap individu harus memiliki peluang yang sama untuk bersaing dalam arena politik tanpa diskriminasi berdasarkan hubungan keluarga atau kepentingan pribadi. Kepentingan publik harus selalu ditempatkan di atas kepentingan pribadi, keluarga, dan kelompok” ucap Kandidat Ph.D., Urban Planning, Tianjin University, Tiongkok ini.
Achyar juga mengajak seluruh masyarakat khususnya anak muda untuk bersatu menentang upaya pembatasan arus kaderisasi kepemimpinan rakyat. Kepemimpinan harus dilihat sebagai panggilan tugas untuk melayani rakyat, bukan sebagai hak istimewa yang ditentukan oleh satu orang.
Editor : Stefanus Dile Payong