BELU, iNews.id - Mantan Kapolsek Lamaknen Iptu Taufan D. Ardiansyah yang juga menjabat kasat Intel Polres Lembata
Polda NTT terpilih untuk mengemban tugas sebagai anggota pasukan perdamaian PBB di Republik Afrika Tengah. Dia
telah mengikuti seleksi di tingkat Polda NTT pada Agustus 2020 dan dipanggil pada 24 Maret lalu untuk mengikuti
Latihan Pratugas Satuan Penugasan Garuda Bhayangkara FPU 3 Minusca tahun 2021.
Dia mengatakan, menjadi bagian dari pasukan FPU 3 Minusca tidak mudah. Bersama rekannya sebanyak empat orang, dia
mengaku wajib mengikuti sejumlah seleksi, antara lain kemampuan bahasa Prancis dan Inggris.
"Selain itu juga kemampuan mengemudi, ujian psikologi, kemampuan komputer, kesehatan jasmani, kemampuan
menembak dan mengoperasikan senjata api laras pendek dan panjang," ujar Taufan, Jumat (9/7/2021).
Perwira jebolan SIP Sus Intelijen Wira Kresna Pratama tahun 2016 ini terpilih mewakili Polda NTT. Dia mengaku
bersama 154 rekan lainnya perwakilan dari seluruh Indonesia, digembleng di Korp Satuan Latihan Brimob Polri Cikeas
dan Pusdik Lantas Lemdiklat Polri di Serpong selama lima bulan.
Pada tahap pertama mereka diajari bahasa Prancis dan Inggris agar menunjang tugas di daerah misi. Sebab Republik Afrika
Tengah mewajibkan semua pasukan FPU 3 Minusca harus berbahasa Prancis.
Pelatihan tahap dua, para personel termasuk Iptu Topan juga dibekali spesialisasi yang mereka kuasai baik medis, IT,
mekanik dan lainnya. Pelatihan tahap tiga yakni teknik dan taktis. Selama kegiatan latihan tetap berpatokan pada protokol
kesehatan sehingga dengan kemampuan beragam yang dimiliki pasukan dijamin dapat menangani situasi yang terjadi di
lapangan.
Iptu Topan tergabung dalam Satuan Tugas Garuda Bhayangkara FPU 3 Minusca akan berangkat ke Republik Afrika
Tengah pada awal September 2021. Ayah tiga anak ini nantinya akan bertugas selama satu tahun.
Selama setahun, dia akan mengemban tugas misi perdamaian. Dia bersama pasukan sudah dipersiapkan untuk survive di
negara tersebut.
Sebagai mantan Kapolsek Lamaknen, Kabupaten Belu yang berbatasan dengan Republik Demokratik Timor Leste, putra
kelahiran Madiun 10 Juni 1982 dari pasangan Sudiyono dan Widayanti ini mengharapkan putra-putri Indonesia umumnya
asal Belu untuk membuka diri apabila ada kesempatan.
"Jika ingin berkarier di kepolisian silahkan mencari informasi untuk mendaftar. Sebab tentunya saya mengharapkan akan
ada putra Belu pada suatu saat pasti berada pada posisi seperti kami. Jadi persiapkan diri sebaik mungkin karena
kesuksesan harus dipersiapkan dengan belajar," ucapnya.
Diketahui, ada beberapa tugas dari seorang anggota FPU Minusca. Seperti mengamankan fasilitas vital milik PBB,
mengamankan pelaksanaan tugas Police Advisors, melindungi para pengungsi di IDPs' camp atau kamp-kamp pengungsi,
serta mengamankan proses distribusi bantuan kemanusiaan di Republik Afrika Tengah.
Sementara tokoh masyarakat Lamaknen Mikhael Kopong Masan secara terpisah mengapresiasi Polda NTT atas terpilihnya
Iptu Taufan D. Ardiansyah menjadi anggota pasukan FPU 3 Minusca. Sebab Iptu Topan dikenalnya sangat dekat dengan
kehidupan masyarakat Lamaknen.
"Pak Topan sosok yang rendah hati dan selalu membantu masyarakat kecil. Jika ada kegiatan keagamaan di gereja-gereja
dia sangat aktif. Kegiatan kemasyarakatan dan pemerintah juga sama aktifnya karena kami sering bertemu. Hal yang luar
biasa dari Pak Topan itu, sekali mengenal orang tidak akan pernah lupa terlebih masyarakat biasa," kata Kopong.
Sebagai masyarakat Lamaknen, dia sangat mendukung Iptu Topan bertugas di Afrika Tengah.
"Pribadi seperti Pak Topan itu akan sangat cocok dengan masyarakat di Afrika Tengah khususnya Bangui dan para
pengungsi. Saya mengharapkan beliau bisa memberdayakan masyarakat di tempat tugas barunya. Karena dia memiliki
kapasitas dan kemampuan memberdayakan masyarakat kecil dan telah terbukti di Lamaknen," ucap Kopong.
Editor : Stefanus Dile Payong