TEGUCIGALPA, iNewsBelu.id - Jumlah korban tewas dalam kerusuhan di penjara perempuan Honduras naik menjadi 46 orang. Kerabat narapidana banyak berkumpul di luar penjara dan rumah sakit menunggu kabar kondisi keluarganya.
Mereka berkumpul di Centro Femenino de Adaptacion Social, penjara perempuan yang dihuni 900 orang dan terletak sekitar 20 kilometer dari ibu kota Tegucigalpa. Sementara di kamar mayat umum utama Tegucigalpa, para pekerja kehabisan ruang untuk jenazah.
Sejumlah keluarga korban meminta pemerintah merilis daftar korban dari insiden kekerasan yang pecah pada Selasa (20/6/2023) itu. Presiden Honduras, Xiomara Castro mengatakan di Twitter pada Selasa, kerusuhan itu telah direncanakan oleh anggota geng dengan sepengetahuan penjaga.
Dia akan mengambil "langkah drastis" untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu keluarga narapidana, Angel Garcia (34) tiba di kamar mayat, Rabu (21/6/2023). Dia menemukan istri dan dua saudara perempuannya termasuk di antara para korban tewas. Dia pun mempertanyakan bagaimana pihak berwenang membiarkan ini terjadi di negara dengan sejarah insiden penjara yang mematikan itu.
"Semua orang mengoper bola, semuanya tidak dihukum," kata Garcia. Juru bicara polisi Miguel Martinez di televisi lokal mengatakan, bentrokan itu terjadi ketika anggota bersenjata geng Barrio 18 menahan penjaga dan menyerang anggota saingannya Mara Salvatrucha (MS-13). Kedua geng, yang sama-sama berakar di Los Angeles, telah lama berupaya menguasai industri perdagangan narkoba dan pemerasan. Konflik berdarah anatargeng menjadikan Amerika Tengah sebagai salah satu wilayah paling berbahaya di dunia.
Kepala sistem pemasyarakatan, Julissa Villanueva menduga, kerusuhan itu sebagai reaksi terhadap tindakan keras pemerintah dalam beberapa bulan terakhir terhadap korupsi di dalam penjara. "Kerusuhan itu seperti 'serangan teroris'," katanya.
Editor : Stefanus Dile Payong