Ditandu Berjalan Kaki Sejauh 10 Km Ke Puskesmas Ibu Hamil Ini Malah Melahirkan di Tengah Hutan

POLEWALI MANDAR, iNewsBelu.id - Viral di media sosial seorang ibu hamil di Kecamatan Tutar, Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, melahirkan di tengah hutan saat ditandu hendak menuju ke Puskesmas. Puluhan warga menandu ibu yang tengah hamil tua ini sejauh kurang lebih 10 kilometer (km).

Saat di tengah perjalanan, tiba-tiba sang ibu merasakan kontraksi hebat hingga akhirnya melahirkan secara normal di tengah hutan pada malam hari. Ibu Rani asal Desa Besoangin Utara, Tutar, Polman, ini melahirkan bayi berjenis kelamin laki-laki. Puluhan warga berkumpul dan duduk bersama sambil menyalakan api unggun untuk menghangatkan bayi tersebut. 

Baca Juga

Heboh Ibu Hamil di Kupang Dievakuasi Lewati Banjir Bandang Untuk Bersalin

Diketahui, kondisi saat itu cuaca sangat dikit karena baru saja diguyur hujan. Lokasi tersebut berada di daerah pegunungan. Adapun, proses melahirkan dilakukan secara manual dibantu oleh dua orang bidan dan keluarga yang ikut mengantar. Diketahui, ibu tersebut sebelumnya hendak melahirkan di Puskesdes. Namun, karena tak bisa ditangani hingga terpaksa dirujuk ke Puskesmas kecamatan.
 

Kejadian ini dibenarkan salah seorang keluarga pasien yang ikut diperjalanan, Muhammad Sakaria. Dalam peristiwa ini terjadi di Hutan Kalemete, jalan menuju Besoangan Utara dan Piriang Topiko.  Dia menyebut kondisi infrastruktur di wilayah tersebut buruk sejak dulu. Jangankan kendaraan roda empat, kendaraan roda dua atau motor pun sulit melintas, terlebih kondisi hujan. 

"Kejadian tersebut terjadi Kecamatan Tuter, Polman, pada malam Selasa tanggal 27 Maret 2023 pukul 10 malam. Dalam perjalanan sulit dilalui kendaraan, pasien kemudian ditandu, alih-alih dalam perjalanan, Ibu Rani melahirkan di tengah perjalanan," ujarnya.

Baca Juga

Jalan Kaki 5 Km Perempuan Hebat di Gaza, Lahirkan Bayi Kembar 4 saat Perang

Warga berharap adanya perhatian pemerintah setempat untuk perbaikan jalan tersebut yang sejak bertahun-tahun membuat warga menderita. 

Editor : Stefanus Dile Payong