PEGUNUNGAN BINTANG, iNewsBelu.id - Kembali berulah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Nason Mimin di Pegunungan Bintang, Papua membunuh warga sipil selain itu PIhak KKB justru memutarbalikkan jika warga sipil yang dibunuh diklaim sebagai aparat intelijen. Ketiga korban yaitu La Usu (23), La Ati (40) dan La Aman (39).
KKB pimpinan Nason Mimin yang beroperasi di Pegunungan Bintang, Papua diketahui membunuh tiga tukang ojek pada Senin (5/12/2022) lalu. Pembunuhan dilakukan di Kampung Mangabib, Distrik Oksebang, Pegunungan Bintang.
Dalam pernyataannya, KKB menyebut ketiga korban yang dibunuh secara brutal merupakan aparat intelijen TNI-Polri. Menanggapi klaim KKB, Komandan Korem (Danrem) 172/PWY Brigjen TNI J.O Sembiring menjelaskan bahwa tiga orang korban yang telah dibunuh secara keji oleh Nason Mimin dkk merupakan warga sipil yang berprofesi sebagai tukang ojek.
"Jadi tidak benar kalau mereka (KKB) menyebut para korban adalah aparat intelijen. Mereka benar-benar masyarakat sipil yang sehari-harinya mencari sesuap nasi demi memenuhi kebutuhan keluarganya dengan berprofesi sebagai tukang ojek," ungkap Brigjen TNI J.O Sembiring, Senin (12/12/2022).
J.O Sembiring menyatakan, pembunuhan yang dilakukan secara biadab oleh KKB adalah pekerjaan teroris.
"Saya juga beragama Kristen, dalam ajaran agama apapun tidak ada yang mengajarkan melakukan pembantaian keji yang kemudian direkam dan disebarkan untuk menebar ketakutan di masyarakat. Ini merupakan pekerjaan teroris yang dirinya sedang dirasuki oleh setan," tegasnya.
Danrem menyatakan bahwa pihak KST juga telah menuduh korban sebagai aparat intelijen dengan meletakkan senjatanya jenis pistol seolah-olah adalah barang yang dibawa oleh korban.
“Hal ini merupakan cara licik yang dilakukan oleh KST untuk menutupi kebiadaban dan membenarkan apa yang mereka lakukan,” tegas Danrem.
Danrem 172/PWY menyampaikan duka cita kepada pihak keluarga korban. “Saya mewakili seluruh prajurit Korem 172/PWY menyampaikan duka cita yang mendalam bagi keluarga korban kekejian dan kebiadaban ini,” imbuhnya. Terkait dengan pistol yang digunakan oleh KKB, pihaknya mengindikasikan senjata pistol tersebut merupakan salah satu senjata organik milik TNI AD yang hilang ketika Heli MI 17 milik Penerbad jatuh pada tahun 2019 silam di Pegunungan Bintang. “Pada kejadian jatuhnya Heli MI-17 pada tahun 2019 lalu, sebanyak 11 senjata organik milik kru dan penumpang hilang dan diambil oleh pihak KST (KKB). Senjata yang hilang di antaranya tujuh senapan serbu SS-1, tiga pistol dan satu GLM. Kami mengindikasikan pistol yang digunakan oleh KST tersebut merupakan salah satu senjata yang hilang,” ujar Danrem.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com dengan judul "KKB Bunuh 3 Warga Sipil di Pegunungan Bintang, Brigjen TNI J.O Sembiring: Ini Perkerjaan Teroris! | Halaman 2".
Editor : Stefanus Dile Payong